Was-was The Fed Masih Agresif, Harga Timah Longsor 1% Lebih!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Senin, 08/08/2022 16:23 WIB
Foto: Timah solder. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah dunia longsor pada perdagangan hari ini. Penurunan akibat timah dunia dihantui oleh kenaikan suku bunga bank sentral.

Pada Senin (8/8/2022) pukul 15.50 WIB harga timah dunia tercatat US$ 24.150 per ton, anjlok 1,25% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.


Negeri Paman Sam pada Juli telah menciptakan 528.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farming payroll/NFP). Angka ini lebih tinggi dari periode sebelumnya yakni Juni lalu yang sebesar 398.000.

NFP bulan lalu juga jauh lebih tinggi dari perkirakan pelaku pasar dalam surveiReutersyang memperkirakan NFP berada di angka 250.000.

Pengusaha juga terus menaikkan upah dengan kecepatan stabil pada bulan lalu. Penghasilan per jam rata-rata meningkat 0,5% pada Juli lalu, setelah naik 0,4% pada Juni lalu. Itu menunjukkan peningkatan secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 5,2%, dari sebelumnya sebesar 5,1% pada Juni 2022.

Data pekerjaan tersebut menunjukkan ekonomi AS masih kuat dan ini dinilai pasar dapat mendorong bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) untuk lebih agresif menaikkan suku bunga.

Menurut perangkat FedWatch milik CME group, para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 31,5% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) menjadi 2,75% - 3,0%. Sementara ekspektasi kenaikan suku bunga mencapai 75 bp sebesar 68,5%.

Kebijakan moneter yang ketat saat ini merupakan langkah besar karena meningkatkan kemungkinan resesi selama tahun depan menjadi 40%, berdasarkan jajak pendapat ekonom Reuters pada akhir Juli lalu.

Hal ini dapat mempengaruhi permintaan logam dasar industri seperti timah. Saat permintaan turun, harga pun mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tarif Royalti Naik, Investasi ke Industri Timah Banyak Tertunda