
Sudah Hijau Sepekan, Sepertinya IHSG Masih Belum Puas Nih

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,92% sepekan lalu. IHSG masih nyaman berada di atas level psikologis 7.000.
Pada perdagangan Jumat (5/8/2022), IHSG menguat 0,39% dan ditutup di 7.084,66. Penguatan IHSG sepanjang pekan lalu juga ditopang oleh adanya aliran dana asing yang masuk ke pasar saham.
Data perdagangan mencatat investor asing membukukan aksi beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp 3,76 triliun sepanjang pekan lalu. Dengan adanya inflow yang cukup besar tersebut, wajar jika IHSG mengalami apresiasi.
Sebenarnya adanya inflow dana asing tersebut dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang impresif dan laba emiten terutama perbankan yang ciamik.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,44% yoy pada kuartal II-2022, lebih tinggi dari perkiraan konsensus 5,17% yoy.
Namun setidaknya ekspektasi ekonom yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi bisa lebih dari 5% terbukti sehingga membuat selera risiko investor membaik.
Selain itu, di sepanjang semester I-2022, bank-bank besar seperti BBCA, BBRI, BMRI, BBNI sukses mencatatkan pertumbuhan laba bersih dobel digit.
Laba bersih BBCA tumbuh hampir 25% secara tahunan. Sementara itu laba bersih BBRI paling fantastis dengan kenaikan 98% secara tahunan.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Apabila mengacu pada pergerakan IHSG akhir pekan lalu, indeks masih melanjutkan tren penguatan dengan batas atas BB terdekat di 7.135.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Posisi RSI IHSG kemarin ditutup naik ke 67,36 yang menunjukkan adanya penguatan momentum beli, sejalan dengan adanya inflow dari asing. Posisi RSI sudah semakin dekat level jenuh belinya.
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tetap berada di atas garis EMA 26 dan bar histogram masih menguat di zona positif.
Sebenarnya peluang penguatan IHSG masih terbuka. Namun peluang apresiasi cenderung terbatas, apalagi IHSG sudah menguat 5 hari beruntun sepanjang pekan lalu.
Waspadai terjadinya aksi profit taking yang membuat IHSG berbalik arah dan bisa melemah. Level resisten IHSG terdekat berada di 7.000 sedangkan supportnya ada di 6.900.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?