Ramalan Miliarder Soal Inflasi & Bitcoin, Berani Baca ?

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
05 August 2022 10:05
Tambang Bitcoin Paling Murah Sedunia
Foto: Ilustrasi Tambang Bitcoin Paling Murah Sedunia/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia -  Pernyataan orang terkaya di dunia ini semakin menggemakan alarm yang lebih dulu dibunyikan oleh beragam lembaga keuangan dan para CEO global.

Kekhawatiran ini muncul saat Federal Reserve atau bank sentral AS bergerak untuk mengatasi inflasi tinggi dengan kenaikan suku bunga yang lebih curam dari perkiraan.

Peringatan tentang resesi yang akan datang telah meningkat sejak keputusan Federal Reserve atau Bank Sentral AS bulan ini yang menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin ke kisaran target 1,5% hingga 1,75%.

Hal itu menjadi kenaikan suku bunga paling curam sejak 1994. Keputusan The Fed datang setelah Departemen Tenaga Kerja merilis data awal bulan ini yang menunjukkan angka inflasi tahunan yang lebih tinggi dari perkiraan sebesar 8,6% pada bulan Mei 2022.

Ini adalah kenaikan harga konsumen terbesar selama 12 bulan yang telah disaksikan Negeri Paman Sam dalam lebih dari 40 tahun. Kondisi tersebut juga membuat sejumlah miliarder dunia berbicara tentang potensi resesi yang bakal menimpa AS.

Bill Gates berbagi sentimen serupa dalam sebuah wawancara dengan Fareed Zakaria bulan lalu. Dia mengatakan, setuju dengan "bear atau pasar turun" dan bahwa dunia sedang menuju perlambatan ekonomi dalam "waktu dekat" di tengah dampak pandemi dan serangan Rusia ke Ukraina.

Selain Bill Gates, Elon Musk yang juga merupakan orang terkaya di dunia juga mengatakan bahwa resesi tidak dapat dihindari di beberapa titik. "Kemungkinan besar terjadi, meski tidak dalam waktu dekat," ucapnya dikutip Jumat (5/8/2022).

Ada pula Jamie Dimon, CEO JP Morgan memperingatkan 'badai' ekonomi bakal datang yang dipicu oleh konflik di Ukraina dan inflasi tinggi. Ia juga mengatakan, banknya sedang mempersiapkan "hasil buruk" di awal bulan ini.

Carl Icahn, seorang investor aktivis juga memperingatkan kedatangan resesi "atau bahkan lebih buruk," dalam sebuah wawancara dengan CNBC International pada bulan Maret. Ia menyalahkan inflasi tinggi dan menyatakan keraguan apakah Fed dapat meredamnya.

Kripto Tak Berharga

Disisi lain, Bill Gates mengaku bahwa dirinya bukan penggemar aset kripto, dan tak memiliki mata uang digital apa pun. Ia mengatakan lebih suka berinvestasi dalam hal-hal yang memiliki hasil yang berharga.

"Nilai perusahaan didasarkan pada bagaimana mereka membuat produk yang hebat. Nilai kripto hanyalah apa yang diputuskan oleh orang lain, sehingga tidak bertambah seperti investasi lain," ujarnya.

Meningkatnya inflasi, kenaikan suku bunga, dan ketidakstabilan geopolitik disebut menjadi faktor yang berkontribusi pada kejatuhan kripto. Gates bukan satu-satunya orang terkaya di dunia yang menghindari kripto.

CEO Berkshire Hathaway Warren Buffett dan wakil ketua Charlie Munger juga menjadi orang yang ogah main Bitcoin. Mereka bahkan bergantian berbicara soal Bitcoin, pada pertemuan pemegang saham tahunan perusahaan di Omaha, Amerika Serikat pada akhir April lalu.

"Apakah naik atau turun di tahun depan, atau 5 atau 10 tahun, saya tidak tahu. Tetapi satu hal yang saya cukup yakin adalah bahwa itu tidak menghasilkan apa-apa, "kata Buffett tentang cryptocurrency, seperti dilaporkan CNBC Internasional.

"Ada keajaiban di dalamnya dan orang-orang telah menempelkan sihir pada banyak hal." imbuhnya.

Dia juga mengkritik sifat pasif Bitcoin, mengatakan bahwa jika dia berinvestasi di apartemen, mereka akan menghasilkan sewa, dan jika dia berinvestasi di lahan pertanian, mereka akan menghasilkan panen.

Adapun Munger, mengambil pendekatan yang kurang terukur, dengan mengatakan bahwa "dalam hidup saya, saya mencoba menghindari hal-hal yang bodoh dan jahat dan membuat saya terlihat buruk dan Bitcoin adalah ketiganya," pungkasnya.


(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Daftar 12 Miliarder Termuda, Ada yang Masih 19 Tahun!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular