Analisis Teknikal

Ini Tantangan Berat IHSG Untuk Menguat Sepekan Penuh

Putra, CNBC Indonesia
05 August 2022 07:08
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses membukukan penguatan 4 hari secara beruntun sepanjang pekan ini.

Kecenderungan yang terjadi sebenarnya IHSG bergerak cukup volatil. IHSG bahkan sering terjerembab ke zona merah. Namun beberapa menit jelang penutupan, IHSG selalu ditarik ke zona hijau.

Setidaknya fenomena tersebut terjadi pada perdagangan kemarin (4/8). IHSG dibuka di 7.062 dan sempat melemah ke zona merah 30 menit sejak dibuka.

IHSG sempat menyentuh posisi terendah di 7.025. Namun IHSG berhasil rebound dan mengakhiri perdagangan sesi I di zona hijau.

Kemudian di sesi II, IHSG sempat lanjut menguat. Hanya saja sejak 14.00 WIB, penguatan IHSG terpangkas dan sempat kembali mencicipi zona merah.

Menariknya jelang penutupan IHSG kembali diangkat di zona hijau dan berhasi membukan penguatan sebesar 0,15% di 7.057,35.

Pergerakan IHSG tersebut ditopang oleh adanya inflow asing. Data perdagangan mencatat, investor asing beli bersih saham RI dengan nilai jumbo lebih dari Rp 1 triliun di pasar reguler kemarin.

Hari ini investor akan mencermati rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal II-2022. Konsensus ekonom memperkirakan Produk DOmestik Bruto (PDB) Indonesia masih dapat tumbuh 5,2% secara tahunan.

Ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut turut meningkatkan selera risiko investor sehingga aset seperti saham cenderung diburu.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Apabila mengacu pada pergerakan IHSG kemarin, indeks masih melanjutkan tren penguatan dengan batas atas BB terdekat di 7.101.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Posisi RSI IHSG kemarin ditutup naik ke 65,65 yang menunjukkan adanya penguatan momentum beli, sejalan dengan adanya inflow dari asing. Posisi RSI sudah semakin dekat level jenuh belinya.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tetap berada di atas garis EMA 26 dan bar histogram masih menguat di zona positif.

Peluang IHSG mengalami penguatan masih terbuka. Namun potensi penguatan IHSG cenderung terbatas, mengingat sudah menguat 4 hari beruntun dan posisi RSI yang sudah hampir jenuh beli sehingga membuka peluang untuk adanya profit taking.

Setidaknya IHSG perlu menguji level resisten terdekat di 7.080-7.100 hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular