Harga SBN Ditutup Beragam, Sentimen Resesi Mulai Pudar?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
04 August 2022 19:22
US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup bervariasi pada perdagangan Kamis (4/8/2022), menandakan bahwa sikap investor cenderung beragam menanggapi sentimen pasar pada hari ini.

SBN tenor 1, 3, 10, dan 20 tahun ramai diburu oleh investor ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield) dan menguatnya harga.

Sebaliknya, SBN tenor 5, 15, 25, dan 30 tahun cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan naiknya yield dan melemahnya harga.

Melansir data dari Refinitiv, SBN tenor 20 tahun menjadi yang paling besar penurunan yield-nya hari ini, yakni melemah 1,4 basis poin (bp) ke posisi 7,247%.

Sedangkan SBN berjangka waktu 30 tahun menjadi yang paling besar kenaikan yield-nya hari ini, yakni menguat 2,5 bp ke posisi 7,351%.

Sementara untuk yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara berbalik turun 1 bp menjadi 7,215% pada hari ini.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Dari Amerika Serikat (AS), yield obligasi pemerintah (US Treasury) terpantau bergerak cenderung bervariasi pada perdagangan pagi hari ini waktu setempat, setelah investor menyambut kumpulan baru data ekonomi yang telah dirilis.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury berjangka pendek yakni tenor 2 tahun naik 1,4 bp ke posisi 3,122% pada hari ini pukul 07:00 waktu setempat, dari sebelumnya pada perdagangan Rabu kemarin di 3,108%.

Sedangkan untuk yield Treasury tenor 10 tahun yang merupakan acuan obligasi negara AS terpantau turun 1,3 bp ke 2,735% pada hari ini, dari sebelumnya pada perdagangan kemarin di 2,748%.

Ada kabar baik datang di mana data aktivitas jasa AS pada periode Juli 2022 dilaporkan positif. Institute of Supply Management (ISM) melaporkan aktivitas jasa yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) pada Juli 2022 berada di 56,7. Naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 55,3 sekaligus mengakhiri penurunan yang sebelumnya terjadi tiga bulan beruntun.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau masih di atas 50, artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi.

Kabar dari ISM ini amat melegakan, karena jasa menyumbang dua pertiga dari total aktivitas ekonomi di Negeri Paman Sam. Jadi, ada harapan bahwa AS bisa segera keluar dari resesi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular