
Kinerja Moncer Saham Big Bank Pendorong IHSG Balik ke 7.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja saham-saham big banks yang ciamik turut mengerek naik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam satu bulan terakhir. IHSG tercatat menguat 6,23% secara bulanan. Momen kenaikan ini juga bertepatan dengan rilis kinerja keuangan perbankan raksasa pada awal pekan lalu.
Kinerja keuangan yang oke inilah yang menyebabkan harga saham bank kakap seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga menguat. Catat saja, sebulan terakhir BBCA naik 8,8%, BBRI Terbang 8,15%, BMRI terapresiasi 10,77%, dan BBNI melonjak 5,59%.
Penguatan harga saham-saham perbankan tersebut sejalan dengan kenaikan IHSG. Wajar saja karena 4 saham bank tersebut memiliki bobot terhadap indeks yang besar.
Di sisi lain katalis positif untuk harga saham blue chip bank tersebut datang dari rilis kinerja keuangan kuartal II-2022 yang impresif.
Keempat bank kakap tersebut sukses membukukan pertumbuhan laba bersih yang besar. Laba keempat bank tumbuh lebih dari 20% secara tahunan pada semester I-2022.
Secara nominal dan pertumbuhan, BBRI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 24,88 triliun atau naik 98,4% secara tahunan.
Kemudian ada BMRI yang laba bersihnya naik 61,7% secara tahunan menjadi Rp 20,2 triliun pada semester I-2022.
Kemudian ada BBCA yang menyusul dengan laba bersih sebesar Rp 18,05 triliun atau meningkat 24,9% secara tahunan.
Terakhir ada laba bersih BBNI yang dilaporkan tumbuh 75,1% secara tahunan menjadi Rp 8,8 triliun pada semester I-2022.
Tren yang terjadi sehingga membuat laba bersih bank-bank kakap tersebut melonjak adalah kenaikan pendapatan bunga bersih dan turunnya biaya pencadangan atau provisi.
Naiknya pendapatan bunga bersih tak terlepas dari peningkatan imbal hasil seiring dengan penyaluran kredit yang meningkat.
Di sisi lain komposisi dana murah yaitu CASA yang terus meningkat sejalan dengan digitalisasi yang makin marak di kalangan perbankan juga menurunkan biaya bunga atau Cost of Fund (CoF).
Turunnya beban pencadangan juga terjadi beriringan dengan membaiknya kualitas aset tercermin dari tren penurunan rasio kredit macet (NPL) maupun rasio kredit berisiko (LaR).
Dengan kinerja yang solid tersebut wajar jika investor cenderung memborong saham-saham big bank yang berakibat pada kenaikan harga sahamnya dan menjadi pendorong IHSG.
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000