Nekat! Eropa Tutup Impor Batu Bara Rusia Bulan Ini

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 04/08/2022 11:26 WIB
Foto: Doc.Delta Dunia Makmur

Jakarta, CNBC Indonesia - Larangan Uni Eropa untuk impor batu bara dari Rusia mulai berlaku Agustus 2022. Padahan benua biru tersebut sedang dalam situasi krisis ene

"Mulai Agustus 2022, larangan pembelian, impor, dan pengangkutan batu bara dan jenis bahan bakar fosil lainnya di UE diperkirakan akan terjadi, jika berasal dari Rusia atau diekspor dari Rusia," dari layanan pers Dewan Uni Eropa seperti dikutip dari Odessa-Journal.

Larangan ini tidak serta memutus keseluruhan perdagangan batu bara kedua pihak, mengingat beberapa pembeli dari UE memiliki kontrak jangka panjang. Meskipun demikian, Eropa tetap berada di jurang krisis energi.


Komite Energi dan Perumahan menyambut baik pengenalan sanksi yang ditujukan untuk meningkatkan tekanan pada pemerintah dan ekonomi Rusia, serta membatasi sumber daya Kremlin untuk berperang di wilayah Ukraina. Komisi UE mengatakan larangan ini akan merugikan Rusia hingga EUR 8 miliar.

Menurut data konsultan komoditas CRU, hanya 1,7 juta ton batu bara Rusia, yang digunakan untuk pembangkit listrik, dikirim melalui laut ke UE pada Juni. Jumlah itu turun 48% dibandingkan Mei karena pemberlakuan sanksi terhadap rusia.

Penurunan ini terjadi setelah selama tiga bulan beruntun impor batu bara dari Rusia jumlahnya meningkat. Dmitry Popov, analis CRU, mengatakan Eropa telah menimbun sejumlah besar batu bara Rusia menjelang larangan impor pada Agustus.

Negara-negara Eropa makin bergantung kepada batu bara menyusul kekurangan pasokan gas. Aliran gas dari Rusia sudah turun 60% dari kapasitas standar mereka ditambah dengan aliran gas dari pipa Nord Stream 1 yang dibatasi menjadi 20% dari pasokan biasanya.

Pembeli dari Eropa pun terus menggenjot pengiriman batu bara untuk dikirim lebih cepat sebelum larangan impor berlaku, ujar Popov.

"Kami mendengar tidak ada cukup penyimpanan untuk bijih besi karena ruang telah diambil oleh batu bara," kata Popov.

Ahli strategi energi senior Goldman Sachs Samantha Dart mengatakan bahwa Eropa memiliki pasokan batu bara melimpah untuk musim panas, tetapi cadangan itu harus kembali diisi.

Myles Allsop, analis di UBS, mengatakan "ada tanda tanya besar" mengenai apakah Eropa dapat menemukan pemasok yang cukup untuk menggantikan impor batubara Rusia serta menutupi kekurangan pasokan gas alam.

"Eropa mengimpor sekitar 35-40 juta ton batubara termal dari Rusia pada tahun 2021. Saya pikir kemampuan industri batubara untuk dengan mudah mengisi kesenjangan, kekurangan daya, sangat menantang," katanya.

"Kami tidak akan melihat peningkatan dramatis dalam pasokan dari Kolombia, Afrika Selatan, Australia, dan AS. Selain itu, Anda berpotensi perlu menemukan 20-30 juta ton untuk menggantikan gas. Itu mulai menjadi tantangan besar," tambah Allsop.

Eropa pun harus jauh-jauh ke Indonesia untuk mencari batu bara yang merugikan secara geografi. Sebab biaya pengiriman yang makin besar yang membuat kocek untuk mendapatkan batu bara akan semakin tinggi dan waktu perjalanan yang lebih lama.

Posisi Rusia bagi Eropa untuk memasok batu bara sangat strategis. Menurut data yang dirilis oleh BP Energy, Eropa memenuhi 48% kebutuhan impor batu baranya dari Rusia pada 2021. Jika Eropa tidak mampu mengamankan cadangan untuk menghadapi musim dingin, bukan tidak mungkin akan masuk ke krisis Energi dan menghancurkan ekonomi Benua Biru.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Emiten Batu Bara Amankan Ekspor Saat Harga Mendingin