Amerika-China Tegang, Emas Malah Terang Benderang

Maesaroh, CNBC Indonesia
03 August 2022 15:05
FILE PHOTO: Gold bars are seen in this picture illustration taken at the Istanbul Gold Refinery in Istanbul March 12, 2013.  REUTERS/Murad Sezer/File Photo
Foto: Ilustrasi Emas (REUTERS/Murad Sezer)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas kembali menguat setelah sempat tekoreksi Pada perdagangan Rabu (3/8/2022) pukul 14:38 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.766,69 per troy ons. Naik 0,39%.

Emas sempat menguat signifikan sejak Rabu pekan lalu hingga Senin pekan ini. Namun, emas mulai melandai sejak kemarin hingga pagi hari ini.

Dalam sepekan, harga emas masih menguat 1,9% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih amblas 2,3% sementara dalam setahun merosot 2,4%.


Analis dari DailyFX, Ilya Spivak, mengatakan kenaikan emas ditopang oleh situasi di Taiwan. Kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi membuat hubungan AS dan China memanas. Tidak hanya Nancy Pelosi, AS ternyata telah mengerahkan semua armada militernya, termasuk kapal induk dan jet tempur, mendekat ke Taiwan.

Emas adalah aset aman yang dicari saat terjadi konflik geopolitik dan memburuknya perekonomian.

"Pasar tengah mencermati apa yang terjadi di Taiwan. Jika kondisi geopolitik mulai mengkhawatirkan maka ini akan membantu pergerakan emas. Emas akan naik," tutur Spivak, kepada Reuters.

Senada, David Meger dari High Ridge Futures juga mengatakan penguatan emas sangat terbantu dengan isu ketegangan AS-China. "Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan meningkatkan ketegangan China-AS membuat harga emas semakin menguat," tutur David, kepada Reuters.

Emas sempat melemah kemarin karena pasar kembali menjadi skeptis atas perubahan kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). Semula, pasar berekspektasi The Fed akan mengendurkan kebijakan agresifnya setelah AS memasuki resesi.

Terlebih, Chairman The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral AS akan mempertimbangkan data ekonomi sebelum menetapkan kebijakan moneter. Namun, sejumlah pejabat The Fed mengingatkan tugas untuk meredam inflasi masih jauh dari kata selesai. Kenaikan suku bunga acuan tidak bisa dihindarkan untuk menekan inflasi.

"Emas kemarin gagal menembus titik resistance di US$ 1.785-1.790 per troy ons karena pasar kini menjadi lebih skeptis terhadap pembalikan kebijakan The Fed," ujar Spivak.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gembok Perbatasan Dibuka, China Langsung Borong 32 Ton Emas!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular