
Bos Sawit Alert! Harga CPO Turun 3 Hari Beruntun Nih..

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) anjlok di sesi awal perdagangan pada Rabu (3/8/2022). Harga CPO telah turun selama hampir tiga hari beruntun. Apa penyebabnya?
Melansir Refinitiv, pukul 08:30 WIB, harga CPO diperdagangkan di posisi MYR 3.779/ton atau ambles 1,61%.
Wang Tao, Analis Komoditas Reuters menilai bahwa harga CPO akan menguji titik support di MYR 3.717/ton, penembusan di bawahnya dapat membuka jalan menuju kisaran MYR 3.489-3.598/ton.
![]() |
Terkoreksinya CPO hari ini, tampaknya dipengaruhi oleh harga minyak mentah dunia yang ambles. Pukul 07:00 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate berada di US$ 99,83/barel. Turun 0,33% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Sedangkan yang jenis Brent harganya US$ 93,66/barel. Berkurang 0,04%.
Sejatinya, pergerakan harga CPO dipengaruhi oleh minyak saingan, ketika minyak saingan turun maka harga CPO akan tertekan. Apalagi, harga minyak mentah dunia terkoreksi, membuat CPO menjadi pilihan yang kurang menarik untuk bahan baku biodiesel.
Pada Selasa (2/8), pemerintah Indonesia telah menurunkan harga acuan minyak sawit mentah menjadi US$ 872,27 per ton yang efektif pada periode 1-15 Agustus 2022. Padahal, harga referensi di Juli berada di US$ 1.615,83 per ton, sehingga penurunannya cukup signifikan.
Selain itu, Wakil Koordinator Urusan Maritim dan Investasi, Septian Hario Seto telah mengumumkan pada Senin 1 Agustus 2022 untuk mengizinkan eksportir untuk mengirim sembilan kali lipat dari jumlah yang dijual secara lokal di bawah aturan Domestic Market Obligation (DMO), yang naik dari tujuh kali lipat.
Dengan begitu, diprediksikan bahwa CPO Indonesia akan kembali membanjiri pasar nabati dunia.
Namun, dari sisi permintaan, terutama dari China berpotensi terhambat. Sebelumnya diketahui, bahwa China masih menerapkan kebijakan zero Covid dan adanya perlambatan pada ekonomi di kuartal II-2022, sehingga pasar memprediksikan bahwa China akan menurunkan permintaan CPO-nya.
Ditambah, adanya ketegangan geopolitik antara China dan Amerika Serikat (AS) setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi berencana untuk mengunjungi Taiwan. Kini, situasi pun kian panas. Pesawat-pesawat tempur China telah siaga di Selat Taiwan.
Bagaimana dengan negara importir lainnya? Simak di halaman berikutnya