Bos Sawit Alert! Harga CPO Turun 3 Hari Beruntun Nih..

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
03 August 2022 10:45
Ilustrasi Kelapa Sawit cpo palm oil
Foto: Ilustrasi Kelapa Sawit (REUTERS/Luis Echeverria)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) anjlok di sesi awal perdagangan pada Rabu (3/8/2022). Harga CPO telah turun selama hampir tiga hari beruntun. Apa penyebabnya?

Melansir Refinitiv, pukul 08:30 WIB, harga CPO diperdagangkan di posisi MYR 3.779/ton atau ambles 1,61%.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters menilai bahwa harga CPO akan menguji titik support di MYR 3.717/ton, penembusan di bawahnya dapat membuka jalan menuju kisaran MYR 3.489-3.598/ton.

CPO 3 AgustusSumber: Refinitiv

Terkoreksinya CPO hari ini, tampaknya dipengaruhi oleh harga minyak mentah dunia yang ambles. Pukul 07:00 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate berada di US$ 99,83/barel. Turun 0,33% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Sedangkan yang jenis Brent harganya US$ 93,66/barel. Berkurang 0,04%.

Sejatinya, pergerakan harga CPO dipengaruhi oleh minyak saingan, ketika minyak saingan turun maka harga CPO akan tertekan. Apalagi, harga minyak mentah dunia terkoreksi, membuat CPO menjadi pilihan yang kurang menarik untuk bahan baku biodiesel.

Pada Selasa (2/8), pemerintah Indonesia telah menurunkan harga acuan minyak sawit mentah menjadi US$ 872,27 per ton yang efektif pada periode 1-15 Agustus 2022. Padahal, harga referensi di Juli berada di US$ 1.615,83 per ton, sehingga penurunannya cukup signifikan.

Selain itu, Wakil Koordinator Urusan Maritim dan Investasi, Septian Hario Seto telah mengumumkan pada Senin 1 Agustus 2022 untuk mengizinkan eksportir untuk mengirim sembilan kali lipat dari jumlah yang dijual secara lokal di bawah aturan Domestic Market Obligation (DMO), yang naik dari tujuh kali lipat.

Dengan begitu, diprediksikan bahwa CPO Indonesia akan kembali membanjiri pasar nabati dunia.

Namun, dari sisi permintaan, terutama dari China berpotensi terhambat. Sebelumnya diketahui, bahwa China masih menerapkan kebijakan zero Covid dan adanya perlambatan pada ekonomi di kuartal II-2022, sehingga pasar memprediksikan bahwa China akan menurunkan permintaan CPO-nya.

Ditambah, adanya ketegangan geopolitik antara China dan Amerika Serikat (AS) setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi berencana untuk mengunjungi Taiwan. Kini, situasi pun kian panas. Pesawat-pesawat tempur China telah siaga di Selat Taiwan.

Bagaimana dengan negara importir lainnya? Simak di halaman berikutnya

Selain itu, India yang merupakan importir terbesar CPO dunia dan sekaligus konsumen CPO terbesar Indonesia, kini sedang merencanakan untuk mengurangi impor minyak nabati dengan membudidayakan kelapa sawit di Telangana Selatan India.

Telangana menargetkan 2 juta hektar tambahan untuk budidaya kelapa sawit dalam empat tahun ke depan. Selain itu, adanya subsidi pemerintah India dan potensi untung besar dibandingkan dengan tanaman lain, kian membuat petani untuk beralih ke kelapa sawit.

"Kelapa sawit memberikan lebih dari 200.000 rupee India (US$ 2.536) per acre kembali ke petani yang menanam tanaman beberapa tahun yang lalu. Dalam beras, saya berjuang untuk mendapatkan 40.000 rupee bahkan setelah melakukan banyak usaha," kata Daravathu, yang menanam kelapa sawit di lahan seluas 5 hektar di Sathupally, hampir 300 km (186 mil) timur Hyderabad, ibu kota negara bagian, dikutip Reuters.

Jika tercapai, upaya tersebut dapat mengurangi impor minyak nabati India yang sangat besar. India memenuhi dua pertiga dari permintaan minyak nabati melalui impor sekitar 14 juta ton per tahun dan sebanyak 8,5 juta ton merupakan minyak kelapa sawit.

"Dalam empat tahun ke depan, sebagian besar penanaman kelapa sawit akan dilakukan, dan setelah 7-8 tahun Telangana dapat memproduksi 4 juta ton minyak kelapa sawit," tutur Direktur Hortikultura L Venkatram Reddy.

Bahkan US Department of Agriculture memprediksikan jika India berhasil mencapai tujuan tersebut, maka India akan menempati urutan ke 5 sebagai negara dengan lahan terbesar untuk tanaman kelapa sawit di dunia.

India CPOSumber: USDA, Refinitiv

Namun untuk saat ini, India masih bergantung pada impor dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand karena mereka hanya memproduksi kurang dari 300.000 ton minyak sawit per bulannya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular