Ekonomi di China dan AS Melambat, Timah Melemah
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah dunia ambles pada perdagangan hari ini dipengaruhi oleh lesunya aktivitas pabrik Amerika Serikat dan China.
Pada Selasa (2/8/2022) harga timah dunia tercatat US$ 24.550 per ton, melemah 1,4% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Aktivitas manufaktur Amerika Serikat pada Juli turun ke 52,8 menurut Institute for Supply Management (ISM). Ini merupakan yang terendah sejak Juni 2020. Angka tersebut juga turun dari tingkat pada Juni yakni 53,0.
Aktivitas manufaktur China yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) melaju lebih lambat pada Juli. PMI manufaktur yang dirilis oleh Caixin/Markit turun menjadi 50,4 di bulan Juli dari 51,7 di bulan sebelumnya. Angka tersebut jauh di bawah ekspektasi analis untuk sedikit penurunan ke 51,5.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.
"Negara ini sudah menghadapi tantangan berat, untuk membuatnya lebih ringan, sehubungan dengan target pertumbuhan tahun ini dan fakta bahwa aktivitas manufaktur melambat lagi bukanlah pertanda baik," kata Craig Erlam dari OANDA.
"Satu hal positif dari survei tersebut adalah perbaikan kondisi rantai pasokan yang seharusnya membantu memerangi inflasi di seluruh dunia."
Lesunya aktivitas manufaktur China dan Amerika Serikat sebagai negara dengan ekonomi terkuat dan pusat manufaktur di dunia akan berpotensi mengurangi permintaan timah. Sehingga harganya berpotensi turun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)