Top Gainers-Losers

Dua Saham Kapal Tercuan, Dua Saham Furniture Boncos

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
02 August 2022 06:58
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Senin (1/8/2022) kemarin. Penguatan terjadi justru di tengah mulai meningginya inflasi di Indonesia.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,25% ke posisi 6.968,78. IHSG konsisiten bergerak di zona hijau kemarin.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka menguat 0,43% di posisi 6.980,961. Tetapi sekitar pukul 10:00 WIB, penguatan IHSG cenderung terpangkas.

Hingga kemarin, IHSG terus 'pepet' level psikologisnya di 7.000. Bahkan, level tertinggi intraday indeks kemarin berada di posisi 7.005,29 yang terbentuk pada awal perdagangan sesi I kemarin, tepatnya sekitar pukul 09:30 WIB.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 15 triliun dengan melibatkan 25 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 267 saham menguat, 266 saham melemah, dan 150 saham lainnya mendatar.

Investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) hingga mencapai Rp 1,1 triliun di pasar reguler. Tetapi di pasar tunai dan negosiasi, asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 201,73 miliar, sehingga secara keseluruhan, asing mencatatkan net buy sebesar Rp 900,46 miliar.

Saat IHSG kembali cerah, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten logistik dan transportasi laut yakni PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HAIS) memimpin jajaran top gainers pada perdagangan kemarin. Saham HAIS ditutup meroket 22,18% ke posisi harga Rp 290/saham.

Nilai transaksi saham HAIS pada perdagangan Senin kemarin mencapai Rp 32,47 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 119,28 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham HAIS sebesar Rp 2,9 miliar di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 25 Juli hingga kemarin, saham HAIS mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali dan melemah juga sebanyak 3 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham HAIS melesat 13,28%. Sedangkan selama sebulan terakhir, HAIS sudah melonjak hingga 51,04%.

Melesatnya saham HAIS dipicu oleh cemerlangnya laporan keuangan yang dicatatkan serta kinerja positif pada semester pertama tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Kamis pekan lalu, HAIS memperoleh pendapatan bersih senilai Rp 313,77 miliar atau meningkat 75,68% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 178,60 miliar.

Sejalan dengan itu, beban pokok pendapatan juga terpantau 67,43% lebih besar menjadi Rp 239,86 miliar pada paruh pertama tahun ini, dimana pada periode yang sama tahun lalu beban pokok pendapatan tercatat Rp 143,26 miliar.

Dengan demikian, maka HAIS meraih laba kotor senilai Rp 73,91 miliar pada paruh pertama tahun ini, atau tumbuh 109,19% dari laba kotor semester pertama tahun lalu yang senilai Rp 35,33 miliar.

Di lain sisi, beban usaha umum dan administrasi juga naik dari sebelumnya Rp 16,13 miliar menjadi Rp 24,89 miliar. Adapun pada pos pendapatan bunga mengalami penguatan dari sebelumnya hanya Rp 245,90 juta menjadi Rp 1,39 miliar.

Setelah dikurangi beban lain-lain dan beban pajak, HAIS meraih laba bersih sebesar Rp 45,08 miliar atau melonjak 178,96% dari laba bersih periode yang sama tahun lalu di Rp 16,16 miliar.

Pertumbuhan kinerja sepanjang semester pertama tahun ini mengindikasikan bahwa perseroan telah menerapkan strategi dengan baik dan manajemen pun optimistis perkembangan bisnis akan terus meningkat hingga akhir tahun ini.

Selain saham HAIS, terdapat saham PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) yang juga merupakan emiten perkapalan atau transportasi laut. Saham SMDR ditutup melesat 13,13% ke posisi Rp 2.930/saham pada perdagangan kemarin.

Nilai transaksi saham SMDR pada perdagangan kemarin mencapai Rp 115,47 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 40,53 juta lembar saham. Asing juga mengoleksi saham SMDR sebesar Rp 16,96 miliar di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 25 Juli hingga kemarin, saham SMDR mencatatkan penguatan sebanyak 2 kali, melemah sebanyak 3 kali, dan stagnan sekali.

Dalam sepekan terakhir, saham SMDR melesat 10,15%. Sedangkan selama sebulan terakhir, SMDR sudah melonjak 21,58%.

Seperti di saham HAIS, melesatnya saham SMDR juga dipicu oleh kinerja keuangan SMDR pada semester pertama tahun 2022 yang tumbuh cemerlang.

SMDR meraih kinerja keuangan yang positif pada semester I-2022. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk SMDR tercatat melonjak hingga 391% menjadi US$ 115,8 juta, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 23,6 juta.

Pendapatan jasa SMDR juga melesat 101% menjadi US$ 551,2 juta, dari periode semester I-2021 sebesar US$ 274,1 juta. Laba usaha SMDR juga melejit 345% menjadi US$ 182,3 juta.

Dengan kinerja yang cemerlang pada semester I-2022, maka Manajemen SMDR optimis dapat memenuhi atau bahkan melampaui target pendapatan jasa di tahun 2022 sebesar US$ 1 miliar.

Saat IHSG kembali menghijau, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten furniture online yakni PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk (OLIV) memimpin jajaran top losers kemarin, di mana sahamnya ditutup ambruk hingga 9,76% ke posisi harga Rp 111/saham. Dengan ini, maka saham OLIV terkena batas auto rejection bawahnya (ARB) kemarin.

Nilai transaksi saham OLIV pada perdagangan kemarin mencapai Rp 10,21 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 89,77 juta lembar saham.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 25 Juli hingga kemarin, saham OLIV mencatatkan penguatan sebanyak 4 kali, melemah sekali, dan stagnan juga sekali

Dalam sepekan terakhir, saham OLIV masih melonjak 19,35%. Sedangkan dalam sebulan terakhir, OLIV juga masih melesat 9,9%.

Belum ada informasi signifikan terkait penurunan saham OLIV.

Oscar Living termasuk pendatang baru di bursa saham, di mana saham OLIV resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17 Mei lalu. Pasca resmi mencatatkan sahamnya di BEI, saham OLIV menjadi emiten ke-20 pada tahun ini.

Oscar Living menawarkan 400 juta lembar saham atau sekitar 21,10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga Rp 100 per lembar sahamnya. Dengan itu, dana yang terhimpun dari masyarakat melalui Penawaran Umum ini adalah senilai Rp 40 miliar.

Selain saham OLIV, juga terdapat saham emiten perdagangan elektronik dan furniture yakni PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE). Setelah 'rehat' dari jajaran top losers pada Jumat pekan lalu, saham UFOE kembali masuk top losers pada Senin kemarin.

Saham UFOE ditutup anjlok 7% ke Rp 930/saham dan juga terkena batas ARB-nya kemarin. Nilai transaksi saham UFOE pada perdagangan kemarin mencapai Rp 5,07 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 5,38 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham UFOE sebesar Rp 1,55 miliar di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 25 Juli hingga kemarin, saham UFOE baru mencatatkan penguatan hanya sekali yakni pada Jumat pekan lalu. Sedangkan sisanya melemah yakni 4 kali. Bahkan, saham UFOE juga mencetak ARB sebanyak 4 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham UFOE ambruk 23,46%, sedangkan selama sebulan terakhir, UFOE anjlok 31,11%.

Belum ada informasi signifikan mengenai penurunan saham UFOE. Namun jika melihat kinerja keuangan perseroan, pada kuartal I-2022, UFOE berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 172,12 miliar, naik 4,3% dari tahun sebelumnya yakni Rp 165,04 miliar.

Selain itu laba bersih yang diperoleh perusahaan pada kuartal I-2022 sebesar Rp 2,91 miliar, turun 15,3% dari tahun sebelumnya yakni Rp 3,42 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular