BI Sebut Fed Tak Akan 'Seberani' Itu Kerek Suku Bunga Tinggi

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) tidak akan seagresif yang diperkirakan dalam menentukan arah kebijakan moneternya di masa depan.
Gubernur BI Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Berkala III Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengemukakan, The Fed tidak akan seagresif yang dibayangkan mengingat risiko resesi terus meningkat.
"Fed tidak akan seagresif yang kita perkiraan dengan risiko-risiko resesi yang terus meningkat," kata Perry, Senin (1/8/2022).
Berdasarkan asemen bank sentral dan sejumlah pelaku pasar, The Fed akan kembali mengerek kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps). Perhitungan ini pun sudah jauh memperhitungkan risiko lainnya.
"Memang ada outward risk 75 bps dengan risiko-risiko data resesi, likehoodnya 50 bps," jelasnya.
Sementara itu, pada kuartal keempat tahun ini The Fed diperkirakan hanya akan mengerek kenaikan suku bunga di antara 25 hingga 50 bps. Namun, BI masih meyakini The Fed tidak akan bersikap agresif karena risiko resesi masih menghantui.
[Gambas:Video CNBC]
BI Beraksi! Bakal Ikuti The Fed Agresif Kerek Suku Bunga?
(cha/cha)