Analisis Teknikal

Level 7.000 Masih "Angker" Bagi IHSG di Sesi II

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 August 2022 12:53
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat di perdagangan sesi I Senin (1/8/2022), meski masih gagal bertahan di atas level psikologis 7.000.

IHSG dibuka menguat 0,43% di posisi 6.980,96, kemudian sempat melesat 0,78% ke 7.005,293, sebelum terpangkas dan menutup perdagangan sesi I dengan apresiasi 0,28% atau 19,75 poin ke 6.970,88 pada penutupan perdagangan sesi I.

Rilis data dari dalam negeri yang bervariasi membuat IHSG kesulitan bertahan di atas level "angker" 7.000.

S&P Global pagi tadi merilis angka aktivitas manufaktur yang dicerminkan dengan Purchasing Managers' Index (PMI). Untuk periode Juli 2022, PMI manufaktur Indonesia berada di 51,3. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,2 sekaligus jadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Indonesia periode Juli 2022. inflasi semakin tinggi.

Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan laju inflasi domestik bulan lalu adalah 0,64% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).Lebih tinggi dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 0,61%.

Namun secara tahunan (year-on-year/yoy), laju inflasi terakselerasi. Inflasi Juli 2022 tercatat 4,94% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 4,35% sekaligus jadi yang tertinggi sejak Oktober 2015.

Inflasi inti juga tercatat naik menjadi 2,68% (yoy) lebih tinggi dari sebelumnya 2,63% (yoy).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi periode Juli 2022 sebesar 0,53% (mtm).Sementara inflasi tahunan diperkirakan 4,89%(yoy).

Tingginya inflasi tentunya bisa membuat daya beli masyarakat tergerus dan berdampak negatif ke pertumbuhan ekonomi.

Secara teknikal, jika dilihat grafik harian IHSG tertahan di kisaran rerata pergerakan 100 hari (Moving Average 100/MA 100) di kisaran 6.970.

Selain itu, Jumat pekan lalu membentuk pola Shooting Star yang menjadi sinyal berbalik arah turun.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Kemudian indikator Stochastic pada grafik harian juga berada di wilayah jenuh beli (overbought). 

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Indikator-indikator pada grafik harian memang menyulitkan IHSG untuk melesat jauh ke atas 7.000. Level tersebut masih menjadi resisten kuat di perdagangan sesi II yang perlu ditembus untuk menguat lebih jauh.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv 

Sementara itu melihat grafik 1 jam, Stochastic bergerak turun tetapi belum mencapai wilayah oversold. Sehingga risiko penurunan masih besar.

Support berada di kisaran 6.950, jika ditembus IHSG berisiko turun menuju 6.920.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular