Daftar Saham Tercuan & Terboncos Juli, Ada Di Porto Kamu?
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menuntaskan perdagangan bulan Juli dengan apresiasi tipis, setelah sebelumnya dalam dua bulan beruntun membukukan pengembalian negatif.
Akhir pekan lalu, IHSG ditutup di posisi 6951,12 atau 0,57% lebih tinggi dari hari terakhir perdagangan bulan Juni yang ditutup di posisi Rp 6911,58.
Penguatan ini didorong oleh kinerja kuat yang dibukukan oleh sejumlah emiten yang telah menyetor laporan keuangannya kepada investor. Catatan apik yang ditorehkan oleh sejumlah perbankan hingga konsumer memberikan optimisme bagi investor bahwa ekonomi Indonesia masih cukup tangguh, terbukti dari laba perusahaan yang beberapa bahkan mencetak rekor.
Kenaikan IHSG mungkin dapat lebih tinggi lagi, apabila sejumlah sentimen negatif global tidak mengiringi. Bulan Juli lalu dua pukulan datang dari negeri adidaya Amerika Serikat (AS) yakni lewat kenaikan suku bunga The Fed siklus keempat sebesar 75 bps dan melemahnya ekonomi AS yang terkontraksi dalam dua kuartal beruntun. Selain itu investor juga dibuat waswas oleh IMF yang ikut memangkas proyeksi pertumbuhan global, termasuk untuk kawasan ASEAN.
Sentimen negatif global ikut menakuti investor asing, yang tercatat melakukan aksi jual bersih Rp 1,10 triliun di seluruh pasar. Investor asing tercatat masih masuk ke saham RI lewat transaksi di pasar negosiasi dan tunai sebesar Rp 2,64 triliun, namun melepas Rp 3,74 triliun di pasar reguler.
DI tengah kondisi pasar yang masih berusaha bangkit untuk menembus level tertinggi sepanjang masa yang dicatatkan pada perdagangan tahun ini, sejumlah saham mampu menguat signifikan bahkan ada yang sampai diawasi hingga disuspensi oleh otoritas bursa.
Pertama adalah emiten milik suami Ketua DPR RI Puan Maharani yang sahamnya terbang nyaris 200% hingga diawasi bursa bahkan sempat disuspensi. Di tengah kenaikan signifikan Hapsoro yang merupakan suami Puan sekaligus pengendali perusahaan diketahui melepas 178,6 juta (4,22%) saham perusahaan. Selama bulan Julli saham RAJA nyaris selalu ditutup di zona merah, hanya beberapa hari saja melemah atau stagnan.
Kemudian ada juga saham emiten batu bara milik Grup Bakrie yang sahamnya rajin diborong investor misterius dalam dua pekan terakhir, membuat saham perusahaan yang semula lebih sering 'tidur' malah mengamuk bulan ini. Selain itu, dalam deretan saham paling cuan ada juga emiten perikanan yang baru-baru ini baru melantai (IPO) di bursa.
Berikut secara lengkap lima saham dengan kenaikan tertinggi dalam sebulan terakhir
- Rukun Raharja (RAJA) +184% ke Rp 960/saham, asing net buy Rp 23,47 miliar
- Cahayaputra Asa Keramik (CAKK) +118% ke Rp 222/saham, asing net buy Rp 425 juta
- Cilacap Samudra Fishing Indonesia (ASHA) +96% ke Rp 332/saham, asing net buy Rp 33,86 miliar
- Astrindo Nusantara Infrastruktur (BIPI) +91% ke Rp 216/saham, asing net buy Rp 111,59 miliar
- Bumi Resources (BUMI) +71% ke Rp 113/saham, asing net sell Rp 77 miliar
Sementara itu di posisi terbawah adalah emiten karoseri yang sepanjang bulan Juli nyaris selalu ditutup melemah, kecuali dalam tiga hari perdagangan. Selain itu ada pula nama emiten teknologi raksasa yang sempat menjadi perusahaan dengan valuasi tertinggi ketiga di bursa yang mencatatkan kinerja buruk bulan lalu. Sebelumnya perusahaan merger dua startup raksasa AS dinilai oleh analis Morgan Stanley harganya terlalu mahal dan menempatkan target harga di Rp 230, lebih rendah dari harga perdagangan saat ini yang telah melemah signifikan dalam sebulan terakhir.
Berikut secara lengkap lima saham dengan pelemahan terbesar dalam sebulan terakhir
- Harapan Duta Pertiwi (HOPE) -60% ke Rp 79/saham, asing net buy Rp 52 juta
- Ever Shine Tex (ESTI) -26% ke Rp 88/saham, asing net sell Rp 434 juta
- Nanotech Indonesia Global (NANO) -25% ke Rp 51/saham, asing net sell Rp 169 juta
- Trimitra Propertindo (LAND) -21% ke Rp 158/saham, asing net buy RP 738 juta
- GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) -14% ke Rp 296/saham, asing net buy Rp 120 miliar
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd)