
Laba Telkom Naik 6% ke Rp 13 T, Tinggal Tunggu DIvidennya Nih

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mencatat kinerja keuangan yang cukup moncer. Pendapatan dan laba bersihnya kompak menguat.
Sepanjang Januari-Juni 2022, pendapatan Telkom tercatat naik 3,6% secara tahunan menjadi Rp 71,98 triliun dari sebelumnya Rp 69,48 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan Telkom mayoritas disumbang oleh pendapatan data, internet, dan jasa teknologi informatika dengan nilai mencapai Rp 39,2 triliun.
Sementara itu, pendapatan dari layanan Indihome sebesar Rp 13,83 triliun, suara dan SMS Rp 9,3 triliun, interkoneksi Rp 4,2 triliun, serta jaringan dan jasa telekomunikasi lainnya Rp 5,4 triliun.
Di sisi profitabilitas, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk TLKM meningkat 6,89% secara tahunan dari Rp 12,45 triliun menjadi Rp 13,31 triliun pada semester satu tahun ini.
Pada paruh pertama 2022, TLKM menghabiskan belanja modal Rp 13,5 triliun untuk memperkuat jaringan dan infrastruktur pendukung lainnya.
"Bisnis digital masih menjadi mesin pertumbuhan Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia didukung oleh fokus untuk mempertahankan dominasi dalam jaringan," tulis manajemen Telkom, dikutip Senin (1/8/2022).
Perseroan mencatat beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi naik menjadi Rp 17,84 triliun pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 17,43 triliun.
Beban penyusutan dan amortisasi bertambah menjadi Rp 16,98 triliun pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,69 triliun. Selain itu, beban karyawan naik menjadi Rp 7,52 triliun pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 7,37 triliun.
Sementara itu, beban interkoneksi naik menjadi Rp 2,64 triliun pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,35 triliun. Beban umum dan administrasi turun menjadi Rp 2,82 triliun pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 2,99 triliun. Beban pemasaran naik menjadi Rp 1,69 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,52 triliun.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Chandra Asri Petrochemical 'Ngegas'...