Ekonomi AS Tertekan, Rupiah Balik Ke Rp 14.830/US$ Pekan Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sebelumnya sempat ambruk dan menembus level Rp 15.000, rupiah pekan ini mencatatkan kinerja positif dan berbalik arah ke level Rp 14.800. menguat
Pada penutupan perdagangan Jumat (29/7) kemarin, rupiah berhasil menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.830/US$.
Artinya dalam sepekan terakhir penguatan rupiah dalam sepekan mencapai 1,33% point-to-point, dari posisi akhir pekan lalu ketika US$ 1 setara dengan Rp 15.030.
Penguatan Mata Uang Garuda tersebut seiring dengan terkoreksinya indeks dolar AS yang dalam sepekan nyaris secara eksklusif selalu melemah, kecuali pada hari kedua perdagangan minggu ini.
Greenback yang mengukur kinerja dolar AS terhadap enam mata uang dunia lainnya pekan ini ditutup di angka 105,90 dari posisi akhir pekan lalu di 106,73.
Turunnya indeks dolar AS salah satunya disebabkan oleh pelemahan ekonomi AS yang tampaknya membuat investor dan pedagang semakin berhati-hati.
Pada Kamis (28/7), PDB AS kuartal II-2022 menunjukkan adanya kontraksi 0,9%. Diketahui PDB pada kuartal sebelumnya juga berkontraksi sebanyak 1,6%. Artinya ekonomi AS memenuhi definisi paling umum resesi karena adanya kontraksi pada ekonomi dalam dua kuartal beruntun.
Meski begitu, Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) mendefinisikan resesi sebagai penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian dan berlangsung lebih dari beberapa bulan pada sektor lapangan kerja, produksi, pendapatan riil dan indikator lainnya.
Berdasarkan data, pertumbuhan lapangan kerja di AS rata-rata 456.700 per bulan pada paruh pertama tahun ini dan permintaan barang dan jasa di negaranya masih tumbuh. Sementara, klaim data pengangguran turun 5.000 menjadi 256.000 pada pekan yang berakhir pada 23 Juli 2022.
Belanja konsumen yang menyumbang lebih dari dua pertiga kegiatan ekonomi AS masih tumbuh pada tingkat 1%, meskipun angka tersebut merupakan laju yang paling lambat sejak kuartal kedua 2020 karena penurunan pada pembelian barang seiring harga pangan yang tinggi.
Sementara itu, dari dalam negeri, musim rilis kinerja keuangan khususnya perbankan cukup solid di pekan ini.
Bank BRI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 24,88 triliun di semester I-2022 atau naik 98,4% secara tahunan. Selain itu, bank Mandiri sukses menorehkan laba bersih sebesar Rp 20,21 triliun, tumbuh 61,7% secara tahunan.
Selanjutnya ada bank BCA sebagai bank dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di BEI yang membukukan laba bersih sebesar Rp 18,05 triliun atau naik 24,9% secara tahunan.
TIM RISET CNBC INDONESIA