
Cek! Daftar Bank Mini Bermodal Inti di Bawah Rp 3 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia - Seperti yang sudah diketahui bersama, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya untuk mewujudkan konsolidasi perbankan di Tanah Air.
Salah satu bentuk konkretnya adalah dengan Peraturan OJK Nomor 12 Tahun 2020 yang mewajibkan bank-bank untuk memiliki modal minimum Rp 1 triliun pada 2020, Rp 2 triliun pada 2021 dan Rp 3 triliun pada 2022.
Apabila sampai akhir 2022, ada perbankan yang tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka konsekuensinya adalah harus turun kasta menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Berbeda dengan Bank Umum, BPR memiliki cakupan operasional yang terbatas dan hanya bisa melayani nasabah untuk simpanan tabungan dan deposito.
Sampai dengan periode akhir Mei 2022, masih tercatat ada 15 bank yang bertastus perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan belum memenuhi ketentuan OJK untuk mencukupi modal inti minimum Rp 3 triliun, berikut adalah daftarnya :
Name | Ticker | Ekuitas (Rp Juta) |
Bank Multiarta Sentosa PT | MASB | 2,618,158 |
Bank JTrust Indonesia Tbk PT | BCIC | 2,608,711 |
Bank Raya Indonesia Tbk PT | AGRO | 2,408,974 |
Bank MNC Internasional Tbk PT | BABP | 2,366,317 |
Bank Ina Perdana Tbk PT | BINA | 2,322,887 |
Bank Panin Dubai Syariah Tbk PT | PNBS | 2,298,096 |
Bank Bumi Arta Tbk PT | BNBA | 2,252,294 |
Bank Ganesha Tbk PT | BGTG | 2,201,866 |
PT Bank Neo Commerce Tbk | BBYB | 2,185,173 |
Bank Bisnis Internasional PT | BBSI | 2,088,216 |
Bank Amar Indonesia PT | AMAR | 1,975,166 |
Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk PT | BEKS | 1,824,235 |
Bank Nationalnobu Tbk PT | NOBU | 1,747,120 |
Bank Maspion Indonesia Tbk PT | BMAS | 1,371,549 |
Bank Aladin Syariah Tbk PT | BANK | 1,199,576 |
Bank-bank di atas setidaknya harus menambah modal sebesar Rp 400 miliar sampai dengan Rp 1,9 triliun sampai akhir tahun agar tidak turun kasta.
Bank bisa menambah modal agar tetap menjadi bank umum sesuai ketentuan OJK dengan melakukan aksi korporasi seperti Right Issue (RI) misalnya.
Namun di sisi lain, kebijakan OJK tersebut juga berdampak pada kemungkinan adanya aksi korporasi berupa merger dan akuisisi (M&A).
Melihat prospek perbankan digital yang dinilai cerah oleh banyak pihak, bank-bank kecil ini cenderung dilirik oleh investor strategis karena dengan aksi akuisisi tersebut biayanya lebih murah ketimbang harus mendirikan bank baru dengan modal setidaknya Rp 10 triliun.
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Update Spin Off Usaha Syariah BTN dan CIMB Niaga, Ini Kata Bos OJK