Kebal Resesi AS, IHSG Sesi I Berakhir Menguat 0,47%!

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
29 July 2022 11:45
Karyawan melintas di depan layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat pada penutupan perdagangan sesi I Jumat (29/7/2022) di tengah kabar bahwa ekonomi Amerika Serikat (AS) secara resmi memasuki resesi pasca rilis data pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal kedua terkontraksi 0,9%.

IHSG dibuka menguat 0,6% di posisi 6.998,25 dan ditutup di zona hijau dengan apresiasi 0,47% atau 32,62 poin ke 6.989,44 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat naik ke Rp 8,77 triliun dengan melibatkan lebih dari 18 miliar saham.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka IHSG sudah menguat dan berhasil menembus level 7.000 tak lama setelah perdagangan dibuka. Selang 10 menit perdagangan IHSG menguat 0,85% ke 7.018,16 dan konsisten berada di zona hijau hingga penutupan perdagangan sesi I.

Level tertinggi berada di 7.032,35 sekitar pukul 09:20 WIB dan level terendah berada di 6.980,46 sesaat sebelum penutupan perdagangan. Mayoritas saham siang ini melemah yakni sebanyak 259 unit, sedangkan 255 unit lainnya menguat, dan 161 sisanya stagnan.

Sentimen pergerakan IHSG masih didominasi kabar dari Amerika Serikat (AS). Pasca The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR), kabar tak menyenangkan justru kembali hadir dari Negeri Paman Sam.

Namun, pada perdagangan kemarin indeks Wall Street justru kompak menguat lebih dari 1% meski data pertumbuhan ekonomi AS menunjukkan kontraksi.

Biro Analisis Ekonomi melaporkan ekonomi AS pada kuartal kedua terkoreksi sebesar 0,9% atau berbalik dari ekspektasi pasar dalam polling Dow Jones yang memperkirakan pertumbuhan 0,3%.

Ini melanjutkan kontraksi kuartal I-2022 yang sebesar 1,6%. Artinya, secara teknikal ekonomi AS telah memasuki resesi karena terkontraksi alias tidak ada pertumbuhan dalam dua kuartal berturut-turut.

"Angka hari ini hanya memperpanas proyeksi bahwa kita memasuki resesi," tutur Mike Loewengart, Direktur Pelaksana Perencanaan Investasi E-Trade seperti dikutip CNBC International.

Sebelumnya, The Fed sempat mengisyaratkan bahwa ke depannya laju kenaikan suku bunga dapat melambat serta tujuan menurunkan inflasi dapat mendorong ekonomi ke jurang resesi, atau bahkan mungkin sudah berada dalam resesi.

Sementara, imbal hasil (yield) surat utang negara AS tenor 10 tahun terus mengalami penurunan dan menjauhi level psikologis 3%. Penurunan yield mencerminkan bahwa harga aset berisiko rendah tersebut sedang naik dan menjadi buruan investor di tengah ancaman pemburukan ekonomi global.

Kinerja IHSG yang baik dalam tiga hari terakhir dipicu oleh kabar dari dalam negeri yakni rilis kinerja keuangan emiten untuk kuartal II. Bobot terbesar IHSG masih didominasi oleh sektor perbankan. Tiga dari empat saham perbankan kakap telah merilis laporan keuangan kuartal II 2022 dan hasilnya sangatlah impresif.

Dari empat bank dengan aset terbesar di Tanah Air, ada tiga bank yang sudah merilis laporan keuangan semester I 2022. Mereka adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

Dari ketiga bank yang masuk klasifikasi KBMI IV tersebut, laba bersihnya tumbuh dobel digit. Namun BBRI tetap menjadi bank dengan laba bersih tertinggi baik dari sisi nilai nominal maupun pertumbuhannya.

BBRI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 24,88 triliun di semester I 2022 atau naik 98,4% secara tahunan.

Di posisi kedua ada BMRI yang sukses menorehkan laba bersih sebesar Rp 20,21 triliun. Laba bersih BMRI tumbuh 61,7% secara tahunan.

Selanjutnya ada BBCA sebagai bank dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di BEI yang membukukan laba bersih sebesar Rp 18,05 triliun atau naik 24,9% secara tahunan.

Hari ini giliran PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang dijadwalkan merilis laporan keuangan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aum/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular