Emiten Hary Tanoe Paling Meroket, Saham Properti Ini Boncos
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup cerah bergairah pada perdagangan Kamis (28/7/2022) kemarin, mengabaikan sentimen dari kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS).
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melesat 0,85% ke posisi 6.956,817. IHSG konsisten bergerak di zona hijau sejak awal perdagangan dibuka dan kembali menembus level psikologis 6.900.
Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka melesat di posisi 6.925,47. Sempat mereda sejenak beberapa menit setelah dibuka, kemudian IHSG bangkit lagi sekitar pukul 09:30 WIB. Bahkan, IHSG sempat melesat lebih dari 1% kemarin.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 18 triliun dengan melibatkan 32 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,6 juta kali. Sebanyak 322 saham menguat, 197 saham terkoreksi, dan 173 saham lainnya mendatar.
Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 137,44 miliar di pasar reguler. Tetapi di pasar tunai dan negosiasi, asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 113,14 miliar, sehingga secara keseluruhan, asing mencatatkan net sell sebesar Rp 24,3 miliar.
Saat IHSG cerah bergairah, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.
Tercatat setidaknya ada dua saham emiten Grup MNC yakni PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) yang masuk ke jajaran top gainers kemarin.
Saham BMTR ditutup melejit 17,02% ke posisi harga Rp 330/saham pada perdagangan kemarin. Sedangkan saham MSIN berakhir melonjak 12,68% ke posisi Rp 5.775/saham kemarin.
Nilai transaksi saham BMTR pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 324,63 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 964,87 juta lembar saham. Investor asing melepas saham BMTR sebesar Rp 60,04 miliar di pasar reguler.
Sedangkan di saham MSIN, nilai transaksinya pada perdagangan kemarin mencapai Rp 22,81 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 4,14 juta lembar saham.
Di pasar reguler, asing mengoleksi saham MSIN sebesar Rp 6,68 miliar. Tetapi di pasar tunai dan negosiasi, asing melepasnya sebesar Rp 7,15 miliar.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 18 Juli hingga kemarin, saham BMTR mencatatkan penguatan sebanyak 6 kali dan melemah sebanyak 3 kali. Sedangkan di saham MSIN dari perdagangan 18 Juli hingga kemarin, hanya sekali melemah, 7 kali menguat, dan sekali stagnan.
Emiten Holding Grup MNC, Global Mediacom telah mengumumkan rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan III dengan target dana Rp 1,3 triliun dan untuk Sukuk Berkelanjutan III dengan target Rp 900 miliar.
Penerbitan obligasi dan sukuk tersebut dimaksudkan untuk kebutuhan refinancing dan penguatan modal kerja perseroan. Adapun untuk tahap I tahun 2022, perusahaan menawarkan obligasi senilai Rp 700 miliar dan sukuk senilai Rp 500 miliar.
Di lain sisi, ada kabar bahwa BMTR dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) bakal di-merger. Kabar ini terungkap dari unggahan instagram salah satu pelaku pasar modal, Lukas Setia Atmaja.
Dalam akunnya tersebut, ia mengunggah foto antara value investor Lo Kheng Hong bersama bos MNC Group, Harry Tanoesoedibjo. Unggahan tersebut juga memuat caption dengan catatan salah satu pemicu kenaikan harga saham BMTR dan MNCN kemarin, lantaran ada informasi terkait merger selama rapat umum pemegang saham (RUPS).
Lo Kheng Hong belakangan memang mulai memusatkan saham BMTR sebagai salah satu portofolionya. Lo Kheng Hong saat ini menguasai 1,05 miliar saham atau setara 6,45% saham BMTR.
Selain dua saham Grup MNC, terdapat pula beberapa saham berkapitalisasi pasar besar di atas Rp 40 triliun. Adapun saham tersebut yakni emiten pertambangan emas dan nikel, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan saham bank digital, PT Bank Jago Tbk (ARTO).
Saham ANTM ditutup melompat 12,04% ke posisi Rp 2.000/saham kemarin. Nilai transaksi saham ANTM pada perdagangan kemarin mencapai Rp 661,02 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 342,36 juta lembar saham. Asing juga melepas saham ANTM sebesar Rp 2,69 miliar di pasar reguler.
Sedangkan saham ARTO ditutup melesat 9,85% ke Rp 10.875/saham. Nilai transaksi saham ARTO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 310,78 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 29,76 juta lembar saham. Asing juga melepas saham ARTO sebanyak Rp 45,25 miliar di seluruh pasar.
Pendorong melesatnya saham ANTM adalah kenaikan harga logam dasar seperti emas akibat kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Sedangkan, penyebab harga saham ARTO melesat dan masuk ke jajaran top gainers adalah karena saham ARTO resmi masuk indeks LQ45.
(chd/vap)