
Bos Bank Mandiri Pamer Kecanggihan Livin, Diunduh Jutaan Kali

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatat kinerja yang positif. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, pertumbuhan kinerja Bank Mandiri, tidak lepas dari peran teknologi pada bisnis perseroan.
Darmawan menyebut, sejak peluncuran Super App Livin' by Mandiri pada Oktober 2021 lalu sampai dengan pertengahan 2022, aplikasi tersebut telah diunduh lebih dari 14 juta kali. Jumlah transaksi Livin' by Mandiri hingga juni 2022 (secara year to date) juga telah mencapai 881 juta transaksi dengan nilai lebih dari Rp 1.080 triliun atau tumbuh hampir dua kali lipat dibandingkan periode Juni 2021 lalu.
Menurutnya, layanan tersebut memenuhi kebutuhan nasabah ritel. Sebab, pihaknya juga telah meluncurkan dua fitur andal di Livin' by Mandiri. Kedua fitur tersebut bertajuk, Livin' Investasi untuk menghadirkan solusi berinvestasi secara mudah, cepat dan aman serta Livin' Sukha yang dapat mempermudah kebutuhan gaya hidup nasabah.
"Superapp Livin by Mandiri hanya dalam 8 bulan sudah diunduh oleh 15 juta pengguna dan mampu mengeksekusi hingga 21.000 transaksi per detik," ungkapnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (28/7/2022).
Di sisi lain, lanjutnya, untuk nasabah wholesale, Kopra by Mandiri juga meningkatkan transaksi wholesale secara signifikan. Tercatat, jumlah transaksi wholesale Bank Mandiri hingga semester I 2022 tumbuh 72% secara yoy menembus 326 juta transaksi.
Platform digital wholesale andalan Bank Mandiri ini juga mampu mencatatkan peningkatan pengguna sebesar 137% dari 23 ribu pada akhir 2021 menjadi 55 ribu akhir Juni 2022 lalu. Dengan nilai transaksi mencapai Rp 8.053 triliun atau tumbuh 29% YoY di semester I 2022. Akselerasi digital yang konsisten tersebut juga berhasil meningkatkan rasio dana murah (CASA) Bank Mandiri menjadi sebesar 75% di kuartal II 2022.
Darmawan memandang, perseroan saat ini sedang fokus pada pengembangan layanan teknologi. Sehingga, Ia optimis dapat mendongkrak pertumbuhan perseroan.
Bahkan, kata Darmawan, perseroan mempertimbangkan atau mengkaji pemisahan unit usaha atau spin off pada layanan digital. Hal itu berdasarkan kenyataan yang terjadi saat ini dimana kebutuhan para nasabah lebih nyaman menggunakan fasilitas digital dibandingkan ke kantor cabang.
"Secara realita, transaksi tidak lagi cabang tapi digital ini sudah konsisten secara bank digital, sampai sekarang kami masih kaji apa perlu spin off atau mungkin ada peluang baik akan jalankan secara anorganik," tuturnya.
Namun, saat ini perseroan lebih memilik untuk mengoptimalkan unit bisnis Livin dan Kopra, serta mengoptimalkan cabang melalui Smart Branch yang lebih depankan teknologi. "Besok launch lebih 200 cabang smart ini," imbuhnya.
Darmawan melanjutkan, Smart Branch sementara ini belum dirancang untuk mengurangi jumlah cabang secara drastis. Namun, hingga semester pertama tahun ini perseroan menutup sebanyak 40 cabang.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Mandiri Pertimbangkan Livin Jadi Unit Usaha Tersendiri