
Dapat 'Bensin' dari Wall Street, IHSG Melesat Pepet 7.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tajam 0,85% di 6.956,82 pada perdagangan Kamis (28/7/2022).
IHSG konsisten bergerak di zona hijau sejak awal perdagangan dibuka dan kembali menembus level psikologis 6.900.
Pergerakan IHSG mengekor mayoritas indeks saham acuan Asia yang juga berada di zona hijau kecuali indeks Hang Seng.
Katalis positif datang dari Wall Street. Indeks saham acuan Bursa New York melesat tajam semalam. Indeks Dow Jones naik 1,37%, kemudian indeks S&P 500 melesat 2,62% sedangkan indeks Nasdaq terbang 4,06%.
Kenaikan signifikan indeks saham AS terjadi setelah the Fed mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya.
Bank sentral AS tersebut memutuskan untuk menaikkan Federal Funds Rates (FFR) sebesar 75 basis poin (bps) sesuai dengan ekspektasi mayoritas pelaku pasar.
Melesatnya indeks saham AS tersebut sebenarnya menjadi katalis positif untuk pasar saham dalam negeri. Namun investor perlu tetap waspada.
Salah satunya karena kenaikan suku bunga AS berarti selisih antara FFR dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) akan semakin menyempit.
Menyempitnya selisih tersebut dapat menjadi ancaman karena membuat investasi di pasar keuangan Indonesia menjadi relatif kurang menarik, khususnya di pasar obligasi negara.
Investor asing cenderung melepas aset pendapatan tetap satu ini sehingga membuat harganya longsor. Pelemahan harga SBN dan juga outflows membuat nilai tukar rupiah juga tergerus.
Rupiah yang tembus Rp 15.000/US$ juga menjadi sentimen negatif yang turut membebani harga aset berisiko seperti saham-saham domestik.
Investor juga perlu mencermati perkembangan terbaru dari emiten-emiten dalam negeri yang kini sudah memasuki periode rilis laporan keuangan kuartal II-2022.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebagai dua bank dengan market cap besar di pasar modal domestik telah merilis kinerja keuangan yang ciamik.
BBRI sebagai bank pelat merah yang fokus di segmen UMKM ini berhasil membukukan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik (konsolidasian) sebesar Rp 24,79 triliun pada semester I-2022.
Dalam publikasi laporan keuangan di media massa, Rabu (27/7/2022), perolehan laba tersebut melonjak 98,7% dari Rp 12,47 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu laba bersih BBCA juga tumbuh dobel digit 24,9% secara tahunan menjadi Rp 18 triliun. Kinerja ciamik dari dua bank terbesar tersebut turut menjadi angin segar bagi pasar saham dan menahan IHSG dari koreksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000