2023 Dunia Diramal Resesi, Simpan Duit yang Aman di Mana Nih?

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Kamis, 28/07/2022 09:10 WIB
Foto: Infografis/ Jurang Resesi/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman resesi global tengah menjadi isu di berbagai belahan dunia, termasuk juga Indonesia. Ancaman resesi 2023 hadir karena saat ini dunia sedang bergejolak akibat dari isu geopolitik global yang berlangsung.

Apalagi, inflasi di dalam negeri yang semakin meninggi membuat pasar saham dilanda aksi jual. Rupiah juga terkena imbasnya, tetapi pasar obligasi masih bervariasi.

Kenaikan angka inflasi di sejumlah negara membuat isu resesi terasa semakin nyata. Aset-aset berisiko pun rontok belakangan ini. Kepala ekonom global Citigroup, Nathan Sheets, mengatakan risiko dunia mengalami resesi kini sebesar 50% dalam 18 bulan ke depan.


Analis memberikan saran divestasi investasi melihat dunia menuju resesi. Menghadapi ancaman resesi, Anthony Watson, founder dan presiden Thrive Retirement Specialist di Michigan sebagaimana dikutip menyarankan melakukan divestasi investasi.

Menurutnya, dalam kondisi resesi, value stock atau saham-saham yang dinilai memiliki harga terlalu rendah ketimbang kinerja keuangannya, akan lebih menguntungkan ketimbang growth stock.

"Value stock cenderung unggul ketimbang growth stock ketika memasuki resesi," kata Watson sebagaimana dilansir CNBC International, dikutip Senin (18/7/2022).

Selain itu, ia juga menyarankan untuk mempertimbangkan aset investasi masuk ke obligasi, sebab selain lebih aman ketimbang saham, imbal hasil (yield) yang ditawarkan kini cukup tinggi.

Kenaikan suku bunga yang dilakukan bank sentral membuat yield obligasi cenderung akan menanjak. Hal ini tentunya memberikan keuntungan, apalagi obligasi merupakan aset yang lebih aman ketimbang saham.

Selain obligasi, emas yang secara tradisional menjadi aset lindung nilai terhadap inflasi juga bisa menjadi pilihan investasi. Awal Maret lalu emas sempat melesat ke US$ 2.069/troy ons dan nyaris memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa.

Namun setelahnya justru melempem dan kini diperdagangkan di dekat US$ 1.800/troy ons. Seandainya dunia mengalami resesi, apalagi jika kebijakan bank sentral gagal menurunkan inflasi dengan cepat, maka emas punya potensi kembali melesat.


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi