RUPSLB HKMU Tak Kuorum, Ricky Harun Cs Tahan Rights Issue

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Rabu, 27/07/2022 19:15 WIB
Foto: Aktor Ricky Harun, Instagram @rickyharun

Jakarta, CNBC Indonesia - PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) belum bisa segera mengeksekusi penambahan modal dengan menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atawa rights issue. Rights issue ini akan dilakukan guna menarik investor baru untuk menjadi pemegang saham pengendali (PSP).

Pasalnya, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) emiten yang menjadikan artis Ricky Harun sebagai salah satu komisarisnya itu siang tadi, Rabu (27/7/2022), tidak kuorum. 

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka, kuorum akan sah jika disetujui oleh lebih dari 2/3 bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS. 


"Hal ini juga sudah kami sampaikan kepada BEI bahwa rencana PMHMETD masih dalam proses persiapan dan belum dapat memberikan penjelasan lebih lanjut. Saat ini kami masih fokus mendapatkan PSP baru," kata Direktur Utama HKMU Muhamad Kuncoro. Namun, ia menjelaskan perseroan belum memberikan keterangan detail berkaitan dengan rencana rights issue yang akan dilakukan.

Per Maret 2022, saham HKMU kini dikuasasi 100% oleh investor publik. Pemegang saham individu terbanyak ialah Andriani dengan kepemilikan 10.000 saham. Jumlah ini terbilang sangat kecil dari total saham perseroan yang mencapai 3,22 miliar saham.

PT Hyamn Sukses Abadi (HSA), yang sebelumnya menjadi pengendali setelah saham HKMU tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2018, memutuskan untuk melepas semua sahamnya di HKMU per 31 Januari 2022. Sehingga, HKMU tak lagi memiliki pengendali dan kondisi ini menjadi perhatian BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Muhamad Kuncoro mengatakan hingga saat ini manajemen kesulitan berkomunikasi dengan HSA untuk kembali menjadi PSP. Berbagai upaya telah dilakukan dalam membangun kembali komunikasi dengan HSA, tapi nihil tanggapan.

"Karena kesulitan dalam komunikasi ini, besar kemungkinan HSA tidak berencana menjadi PSP kembali. Maka kami akan fokus dengan calon pengendali baru lainnya," kata Muhammad Kuncoro, dalam Paparan Publik, Rabu (27/7/2022).

Sampai dengan saat ini, katanya, tidak ada dampak operasional bagi perseroan dengan adanya perubahan pengendali. Aktivitas perseroan tetap berjalan normal dan menunjukkan hasil yang positif. Seluruh jajaran komisaris dan direksi juga berkomitmen penuh menjalankan perusahaan sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik, sekaligus menjaga kepercayaan publik dan investor.

Direktur Keuangan HKMU Pratama Girindra Wirawan pada kesempatan yang sama mengatakan, perusahaan tetap fokus memperbaiki kinerja bisnis. Per kuartal I-2022, HKMU mencetak penjualan Rp 120,49 miliar, turun 7,5% dari periode yang sama tahun lalu Rp 130,31 miliar dan masih mencatat rugi Rp 13,70 miliar dari Rp 3,06 miliar.

Kontributor terbesar penjualan yakni manufaktur aluminium Rp 67,30 miliar, disusul baja ringan Rp 23,85 miliar, dan manufaktur toilet dan sanitary wares Rp 11,14 miliar. Pendapatan manufaktur toilet ini bahkan naik 13% dari sebelumnya Rp 9,86 miliar. Kenaikan juga dicatatkan dari perdagangan stainless steel Rp 5,36 miliar dari Rp 1,21 miliardan trading coil Rp 3,09 miliar dari Rp 371,34 jutaAdapun kewajiban HKMU tercatat Rp 484,94 miliar, denganekuitas Rp 214,18 miliar sehingga debt to equity ratio (DER) di level 2,26 kali, dengan aset Rp 699,11 miliar.

Jodi Pujiyono Susanto, Direktur & Corporate Secretary HKMU, menambahkan, pada Q1-2022 pasar sebenarnya masih belum pulih karena dampak kenaikan kasus Covid-19 varian omicron. Penurunan laba kotor menjadi Rp 11,70 miliar dari Rp 15,23 miliar juga akibat kenaikan harga komoditas, imbas perang Rusia-Ukraina yang sangat mempengaruhi hargabahan baku produksi.

"Kami bersyukur di tengah kondisi pasar yang masih berat, kami mampu meraih penjualan kuartal I-2022. Secara konsolidasi turun karena tahun lalu masih ada kontribusi dari divisi manufaktur stainless steel yang kini sudah didivestasi," kata Jodi.


(RCI/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bank Mandiri Siap Gelar RUPSLB, Mau Rombak Direksi