
Emiten EBT Jadi Yang Tercuan, Giliran KUAS Terboncos

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sumringah sepanjang perdagangan sesi pertama hari ini. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), ada 233 saham naik, 255 saham merosot dan 188 saham stagnan. Sementara, nilai transaksi tercatat Rp 8,49 triliun dengan volume perdagangan mencapai 41,78 miliar saham.
Di tengah menguatnya IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajaran top gainers dan 5 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losers.
Berikut 5 saham top gainers pada sesi I siang ini Selasa (26/7/2022).
1. PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), naik +25%, ke Rp 550/unit
2. PT Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA), naik +21,88%, ke Rp 117/unit
3. PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT), naik +20,31%, ke Rp 77/unit
4. PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE), naik +16%, ke Rp 87/unit
5. PT Smartfren Telcom Tbk (FREN), naik +11,49%, ke Rp 97/unit
Saham Arkora Hydro Tbk (ARKO) memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 53,44 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 105,61 juta unit saham.
ARKO resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (8/7/2022) dan berhasil meraup dana segar sebanyak Rp 182,67 miliar.
Kenaikan saham ARKO dipicu oleh Tingginya antusiasme investor terhadap saham baru emiten pembangkit listrik tanah air.
Menurut data perdagangan, sejak melantai di BEI hingga perdagangan hari ini, saham ARKO hanya tercatat 2 kali merah. Dengan ini dalam sepekan ARKO berhasil melesat 43,98%.
Dalam aksi korporasi berupa initial public offering (IPO) ini, ARKO berhasil meraup dana segar dari pasar modal sebanyak Rp 182,67 miliar melalui penerbitan 608.895.000 saham baru di bursa atau setara dengan 20,79% saham beredar di harga Rp 300/unit.
Adapun pemegang saham ARKO adalah PT Arkora Bakti Indonesia sebesar 47,52% dan ACEI Singapore Holdings Private Ltd sebesar 31,68%.
ARKO ditransaksikan di Rp 280-338 per saham sebanyak 18.486x dengan nilai transaksi mencapai Rp 41,14 miliar.
Perseroan akan menggunakan dana hasil IPO ini untuk dua keperluan. Pertama, sebesar 63% untuk tambahan investasi pada anak perusahaan yang akan dimaksimalkan guna pengembangan proyek-proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) ke depannya, yaitu 54% di PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29% di PT Arkora Energi Baru, dan 17% di PT Arkora Tenaga Matahari.
Kedua, sisanya sekitar 37% akan digunakan untuk pelunasan kewajiban jangka pendek.
Sedangkan dana yang diperoleh dari kelebihan pemesanan penjatahan terpusat, akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja antara lain rencana pengembangan usaha pembangkit listrik tenaga air, seperti: biaya survey pencarian lokasi potensial baru, feasibility study atau studi kelayakan, studi kelistrikan, dan studi-studi lainnya yang berhubungan dengan pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga air.