Kripto Loyo Lagi, Bitcoin Kembali ke Kisaran US$ 21.000

chd, CNBC Indonesia
Selasa, 26/07/2022 09:40 WIB
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Pierre Borthiry on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas kripto utama kembali terkoreksi pada perdagangan Selasa (26/7/2022), karena investor masih cenderung wait and see jelang pengumuman kebijakan suku bunga acuan terbaru dari bank sentral Amerika Serikat (AS).

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, Bitcoin ambles 5,02% ke harga US$ 21.098,07/koin atau setara dengan 315.205.166/koin (asumsi kurs Rp 14.9400/US$). Sedangkan Ethereum ambruk 7,94% ke US$ 1.422,51/koin atau Rp 21.252.299/koin.

Sedangkan beberapa koin digital (token) alternatif (alternate coin/altcoin) seperti Solana anjlok 6,76% ke US$ 36,39/koin (Rp 543.667/koin), Dogecoin ambrol 5,69% ke US$ 0,0618/koin (Rp 923/koin), dan Cardano tergelincir 5,9% ke US$ 0,4666/koin (Rp 6.971/koin).


Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.

Bitcoin kembali melemah ke kisaran harga US$ 21.000 pada perdagangan hari ini. Tak hanya Bitcoin saja yang terkoreksi, Ethereum dan kripto lainnya juga terpantau melemah karena investor masih cenderung wait and see jelang pengumuman kebijakan suku bunga acuan terbaru dari bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).

Ketika investor mulai menghitung mundur menuju kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75 basis poin (bp), mereka terus mundur dari aset berisiko, mendorong Bitcoin kembali terkoreksi dan menjauhi kisaran US$ 22.000 untuk pertama kalinya dalam sepekan terakhir.

Bitcoin mulai lesu sejak Senin pagi, karena investor kembali resah terkait The Fed dan bank sentral Negara Maju lainnya untuk menjinakkan inflasi tanpa melemparkan ekonomi ke dalam resesi yang curam. Bitcoin telah jatuh empat hari berturut-turut sejak mencapai US$ 24.000 pada Rabu lalu dan menginspirasi harapan investor bahwa itu telah mencapai titik terendah.

"Mata uang kripto secara luas lebih lemah karena investor menunggu keputusan [Komite Pasar Terbuka Federal] yang kemungkinan akan diakhiri dengan kenaikan suku bunga 75 basis poin dan menegaskan kembali komitmen untuk memerangi inflasi," kata Edward Moya, analis Senior Oanda kepada CoinDesk.

"Meningkatnya ketegangan geopolitik mungkin memberikan beberapa dukungan mendasar untuk dolar, yang dapat menurunkan selera risiko dan akan membebani kripto," tambah Moya.

Investor berharap langkahnya akan bertahap, setidaknya pendaratan lunak yang akan menunjukkan bahwa The Fed telah membuat kemajuan dalam menjinakkan inflasi. 

Kali ini, penurunan kripto agak menyimpang dari indeks ekuitas AS, yang diperdagangkan cenderung sideways pada Senin kemarin.

Indeks Nasdaq yang berfokus pada teknologi kembali terkoreksi, tetapi S&P 500, yang memiliki komponen teknologi berat, sedikit menurun. Emas yang dianggap sebagai aset safe-haven kembali lesu, menyusul penurunan bertahap dalam beberapa bulan terakhir.

Selain dari kebijakan moneter, investor juga akan memantau rilis pendapatan dari Amazon, Alphabet dan perusahaan induk Facebook, Meta Platforms untuk mengukur tingkat keparahan dan kecepatan kontraksi ekonomi yang diharapkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Panas" AS-China & Aksi The Fed Bikin Bitcoin Berpesta