
Dolar AS Melemah Jelang FOMC Juli, Kripto Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mata uang kripto sepanjang pekan ini berupaya menguat, di tengah masih tingginya ketidakpastian seputar akhir krisis Ukraina sementara dolar Amerika Serikat (AS) melemah yang membuat aset kripto lebih terjangkau bagi trader non-AS.
Harga Bitwise 10 Crypto Index Fund, reksa dana indeks yang mengacu pada pergerakan 10 mata uang kripto utama di dunia, tercatat anjlok 4,31% pada perdagangan Jumat (22/7/2022) menjadi 12,43.
Namun secara mingguan, posisi tersebut setara dengan reli sebesar 22,1% jika dibandingkan dengan penutupan Jumat akhir pekan lalu, yang berada di level 10,18. Secara tahun berjalan, indeks Bitwise masih terhitung anjlok 67,42%.
Di dalam reksa dana indeks Bitwise, Bitcoin menyumbang 63,4% kapitalisasi pasarnya diikuti Etherum sebesar 27,4%. Sisanya berasal dari mata uang kripto lain yakni Cardano, Solana, Polkadot, Polygon, Avalanche, Litecoin, Chainlink dan Uniswap.
Tingginya inflasi mendorong bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bp) dan diperkirakan mengulanginya dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) edisi Juli yang digelar Kamis pekan depan. Akibatnya, resesi diprediksi bakal terjadi.
Namun demikian, pelemahan dolar AS dalam sepekan terakhir membantu membuat aset kripto menjadi lebih terjangkau sehingga memicu gairah beli di aset kripto. Dalam sepekan terakhir indeks dolar AS yang mengukur kurs Negara Adidaya terhadap mitra dagang utamanya tertekan ke 106,73 dari posisi akhir pekan lalu 108,06.
Di antara 20 mata uang kripto berkapitalisasi pasar terbesar yang terdata oleh Coinmarketcap, reli harga terbesar sepanjang 7 hari terakhir dibukukan oleh Ethereum yakni sebesar 17,44% menjadi US$ 1.604,18 atau Rp 24 juta per keping pada pukul 16:00 WIB.
Ethereum adalah token aset kripto yang mirip dengan Bitcoin dan saat ini memiliki kapitalisasi pasar terbesar kedua di antara mata uang kripto,karena dapat digunakan dalam transaksi peer-to-peer, atau dibeli dan dijual di bursa.
Sebaliknya, koin Unus Sed Leo (LEO) menjadi mata uang kripto yang berkinerja terburuk, dengan koreksi 2,54% menjadi US$ 5,23 atau Rp 78.334,94 per keping. Kapitalisasi pasarnya mencapai US$ 4,99 miliar atau setara dengan Rp 74,74 triliun.
LEO adalah mata uang kripto yang dikembangkan oleh iFinex Inc yang dikembangkan untuk dipakai di ekosistem metaverse yang dibuat oleh startup asal Hong Kong tersebut. Token ini diluncurkan pada Mei 2019 setelah perseroan meraup US$ 1 miliar dalam penawaran perdana.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Kripto Mania, Bursa Kripto Meluncur di 2023!