
Harga Minyak Nanjak! Pagi-pagi Sudah Naik 1% Lebih...

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak menguat. Kenaikan harga si emas hitam terjadi usai koreksi tajam pekan lalu.
Pada Selasa (26/7/2022) pukul 06:10 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 104,54/barel. Melesat 1,24% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 96,33/barel. Bertambah 1,63%.
Meski naik cukup signifikan, tetapi harga minyak masih membukukan tren koreksi. Dalam sepekan terakhir, harga brent dan light sweet masih minus 1,6% dan 3,06%.
Kenaikan harga minyak ditopang oleh pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Dua aset ini memang memiliki hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar AS terdepresiasi, maka harga minyak cenderung menguat.
Ini karena kontrak minyak dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS melemah, maka kontrak minyak menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan pun meningkat sehingga harga terangkat.
Kemarin, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,23% ke 106,48. Dalam sepekan terakhir, indeks ini terkoreksi 0,19%.
Pelemahan dolar AS terjadi seiring penantian pasar terhadap rapat bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang hasilnya akan diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Pasar memperkirakan Ketua Jerome 'Jay' Powell dan sejawat akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) menjadi 2,25-2,5%. Mengutip CME FedWatch, kemungkinannya adalah 77,5%.
![]() |
Meski kenaikannya lumayan besar, tetapi tidak sebesar perkiraan sebelumnya di mana pasar sempat berekspektasi Federal Funds Rate bakal naik sampai 100 bps. Sepertinya ada kemungkinan The Fed tetap akan memperhatikan prospek pertumbuhan ekonomi, sehingga tidak terlampau agresif dalam menaikkan suku bunga acuan.
The Fed yang sepertinya sedikit lebih kalem membuat dolar AS tertekan. Tanpa dorongan kenaikan suku bunga yang sangat agresif, dolar AS tidak memiliki tailwind untuk 'terbang'.
"Dolar AS yang sedikit melemah menjadi sentimen positif bagi harga minyak," ujar Giovannu Staunovo, Analis UBS, seperti diberitakan Reuters.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak