Lagi-Lagi AHAP Jadi yang Tercuan, SMDR Paling Boncos
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi pada perdagangan Senin (25/7/2022) kemarin, di tengah sikap investor yang menanti pengumuman suku bunga acuan terbaru dari bank sentral Amerika Serikat (AS).
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,41% ke posisi 6.858,407. IHSG juga masih cenderung volatil kemarin karena investor cenderung wait and see. Bahkan, IHSG sempat menyentuh zona psikologisnya di 6.900 pada awal perdagangan sesi I kemarin.
Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka menguat 0,21% di posisi 6.905,51. Selang beberapa menit setelah dibuka, IHSG cenderung 'galau'. Selanjutnya sekitar pukul 10:00 WIB, IHSG langsung berbalik arah ke zona merah hingga akhir perdagangan kemarin.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin hanya mencapai sekitaran Rp 9 triliun dengan melibatkan 23 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 238 saham menguat, 280 saham melemah, dan 162 saham lainnya mendatar.
Investor asing kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 350,56 miliar di pasar reguler pada perdagangan kemarin.
Saat IHSG kembali terkoreksi, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.
Saham emiten asuransi umum yakni PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) kembali memimpin jajaran top gainers pada Senin kemarin. Saham AHAP ditutup meroket 32,32% ke posisi harga Rp 131/saham.
Nilai transaksi saham AHAP pada perdagangan Senin kemarin mencapai Rp 16,92 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 141,26 juta lembar saham.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 18 Juli hingga kemarin, saham AHAP hanya mencatatkan koreksi sekali saja, sedangkan sisanya menguat 5 kali. Dengan ini, saham AHAP terbang hingga 107,94% dalam sepekan terakhir dan melejit 129,82% dalam sebulan terakhir.
AHAP berencana menggelar penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu IV (PMHMETD IV) atau rights issue. Dalam aksi korporasi tersebut, AHAP membidik pendanaan hingga Rp 98 miliar.
Dalam keterbukaan informasi lewat BEI, Asuransi Harta Aman akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,96 miliar saham, dengan nilai nominal Rp 50 setiap saham.
"Pemegang saham yang tidak menggunakan haknya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sampai dengan maksimum 40%," tulis manajemen dalam prospektus rights issue.
Tujuan dari aksi korporasi ini adalah untuk memperkuat permodalan dalam rangka menjaga rasio kesehatan keuangan sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh regulasi yang berlaku.
Selanjutnya, penambahan portofolio investasi dinilai akan meningkatkan rasio solvabilitas atau risk based capital (RBC) serta rasio kecukupan investasi (RKI) dalam rangka mendukung pertumbuhan usaha AHAP.
Sebagai informasi, RBC Asuransi Harta Aman per 31 Maret 2022 tercatat ada di level 212%. Angka tersebut masih di atas ketentuan dari OJK yang minimal RBC ada di level 120%.
Selain saham AHAP yang masih bertengger di posisi pertama jajaran top gainers, terdapat pula saham emiten industri pembuatan kuas cat yakni PT Ace Oldfields Tbk (KUAS), yang harga sahamnya melejit 20,83% ke posisi Rp 87/saham.
Nilai transaksi saham KUAS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 22,74 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 269,84 juta lembar saham. Investor asing melepas saham KUAS sebesar Rp 44,76 juta di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 18 Juli hingga kemarin, saham KUAS tercatat 3 kali menguat, 1 kali melemah, dan 2 kali stagnan. Dalam sepekan terakhir, saham KUAS sudah melesat hingga 20,83%, sedangkan dalam sebulan terakhir saham KUAS melonjak hingga 24,29%.
Belum ada informasi signifikan terkait kenaikan saham KUAS. Jika melihat kinerja laporan keuangannya, emiten produsen kuas ini mampu menumbuhkan kinerja penjualan pada kuartal I-2022 yakni sebesar Rp 25,11 miliar, tumbuh 10,9% dari tahun sebelumnya.
Sebagai informasi, PT Ace Oldfields Tbk adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi peralatan dan perlengkapan untuk keperluan pengecatan yang berbasis di Jawa Barat.
Berdiri sejak tahun 1996, perseroan merupakan perusahaan hasil joint-venture antara PT Ace Panbrush Industry (API), yang berdiri sejak tahun 1989, dan Oldfields International Pty Ltd of Australia, produsen perlengkapan pengecatan terbesar di Australia sejak tahun 1916.
(chd/vap)