BI Ramal Kenaikan Suku Bunga Acuan AS Bulan Ini 0,75%
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan di bulan Juli ini, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan menaikan suku bunga acuan 75 basis point.
Kepala Grup Departemen Ekonomi & Kebijakan Moneter BI Wira Kusuma menjelaskan, inflasi di negara ekonomi maju telah meningkat pesat, yang membuat bank sentral negara tersebut memutuskan untuk melakukan normalisasi di kebijakan moneter, dengan menaikkan suku bunga secara agresif.
Tak terkecuali The Federal Reserve, yang juga secara agresif menaikkan suku bunga kebijakannya, yang kini tengah menyentuh level 1,5% hingga 1,75%. Bank Indonesia juga memperkirakan The Fed akan kembali menaikkan suku bunga AS sebesar 75 bps di bulan ini.
"Fed Fund Rate meningkat drastis dan kami ramal di bulan Juli ini akan meningkat 75 bps, menyebabkan ketidakpastian kondisi pasar global meningkat dan mempengaruhi kinerja domestik," jelas Wira dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Senin (25/7/2022).
Jika The Fed, sesuai perkiraan BI kembali menaikkan suku bunga di bulan ini sebesar 75 bps maka suku bunga AS akan berada di kisaran 2,25-2,5%. Padahal, suku bunga acuan Indonesia berada di 3,5%.
Hal tersebut kian membuat pasar keuangan Indonesia menjadi kurang menarik di mata investor, terutama Surat Berharga Negara (SBN) karena spread yang kian menyempit serta rupiah yang berpotensi untuk terkoreksi semakin dalam.
Menyadari ancaman tersebut, BI sejatinya tidak tinggal diam dan mengatakan rencananya untuk menjaga kinerja rupiah dengan melakukan intervensi di pasar SBN.
Bank Indonesia (BI) memperketat likuiditas di pasar keuangan dengan menjual Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Penjualan SBN diharapkan bisa membantu menekan inflasi sekaligus menarik minat investor asing. Pasalnya, yield SBN akan meningkat sehingga keuntungan yang diperoleh lebih besar.
Seperti diketahui, pasar SBN masih mencatatkan outflow besar pada tahun ini karena derasnya aliran modal asing yang keluar. BI mencatat hingga 21 Juli 2022, capital outflow pada pasar SBN menembus Rp 138 triliun.
BI berencana menjual SBN tenor pendek 0-5 tahun sebesar Rp 70 triliun. Bank sentral RI tersebut juga akan menjual SBN tenor yang lebih panjang ke pasar sekunder.
(cap/mij)