Ngeri! Inflasi di Singapura Tembus 6,7%, Dolarnya Jeblok?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Senin, 25/07/2022 13:45 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesa/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi di Singapura masih terus meninggi, padahal Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) sudah mengetatkan kebijakannya sebanyak tiga kali. Alhasil, dolar Singapura berfluktuasi melawan rupiah.

Pada perdagangan Senin (25/7/2022) pukul 12:11 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.800/SG$, melemah 0,16% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya, pagi tadi mata uang Negeri Negeri Merlion ini sempat menyentuh Rp 10.773/SG$, dan Jumat pekan lalu menyentuh Rp 10.837/SG$ yang merupakan rekor termahal di tahun ini.

Data dari Singapura yang dirilis siang ini menunjukkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) tumbuh 6,7% year-on-year (yoy) pada Juni, yang merupakan level tertinggi dalam 14 tahun terakhir, tepatnya sejak September 2008.


Inflasi inti juga melesat 4,4% (yoy) dari Mei sebesar 3,6%, dan berada di level tertinggi sejak Desember 2008.

Inflasi inti merupakan acuan MAS dalam menetapkan kebijakan moneter. Semakin tinggi, maka MAS peluang MAS mengetatkan kebijakannya semakin besar.

Hal ini tentunya membuat dolar Singapura kuat. Tetapi di sisi lain, inflasi yang semakin tinggi dan kebijakan moneter yang semakin ketat, maka risiko pelambatan ekonomi semakin besar. Hal ini berdampak negatif ke dolar Singapura, dan berfluktuasi.

Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate), yang terdiri dari kemiringan (slope), lebar (width) dan titik tengah (centre).

Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.

MAS menaikkan slope pada Oktober 2021 dan Januari lalu, dan pada April kembali dinaikkan plus centre.

Slope berfungsi membuat penguatan/penurunan dolar Singapura lebih cepat/lambat. Ketika slope dinaikkan, maka dolar Singapura bisa menguat lebih cepat, begitu juga sebaliknya.

Kenaikan slope tersebut membuat volatilitas harian dolar Singapura menjadi meningkat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor