
Meski Agak Rawan Terpeleset, Jalan IHSG ke 6.900 Terbuka Kok

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses mencatatkan penguatan pada perdagangan pekan lalu.
IHSG tercatat mengalami apresiasi 3,53% secara mingguan dan ditutup di 6.886,96 pada perdagangan Jumat (22/7/2022).
Kenaikan IHSG juga ditopang oleh aliran modal asing yang kembali masuk ke pasar saham. Investor asing tercatat membukukan aksi beli bersih senilai Rp 702 miliar di pasar reguler sepanjang pekan lalu.
Untuk perdagangan awal pekan ini, kabar kurang sedap kembali datang dari Wall Street. Akhir pekan lalu, tiga indeks saham acuan Bursa New York kompak berakhir di zona merah.
Indeks Dow Jones melemah 0,43%. Indeks S&P 500 harus rela ambles 0,93% sedangkan indeks Nasdaq Composite memimpin pelemahan dengan koreksi 1,87%.
Investor kembali mencermati arah suku bunga acuan AS. The Fed diperkirakan bakal kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps).
Namun di sisi lain investor juga terbuka terhadap peluang bahwa The Fed bakal menaikkan suku bunga acuan lebih agresif sebesar 100 bps pada pertemuan Juli ini.
Untuk awal pekan ini, investor saham patut mewaspadai adanya kemungkinan aksi profit taking secara temporer mengingat IHSG sudah naik cukup tinggi dalam sepekan.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB akhir pekan lalu, pergerakan indeks cenderung naik dan mendekati batas atas BB terdekat di 7.020.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Posisi RSI IHSG mengalami kenaikan ke 54,53 yang mengindikasikan adanya penguatan momentum beli sejalan dengan kembali masuknya dana asing.
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 sudah memotong garis EMA 26 dari bawah dan bar histogram menguat di zona positif.
Melihat berbagai sentimen yang ada dan indikator teknikal, peluang penguatan IHSG sebenarnya masih terbuka.
Namun IHSG perlu tembus level psikologis 6.900 terlebih dahulu untuk mengkonfirmasi pola uptrend, sedangkan level support terdekat di 6.774.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000