Simak Kinerja Rupiah Pekan Ini di Kala BI Tahan Suku Bunga

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Sabtu, 23/07/2022 10:30 WIB
Foto: cover topik/Rupiah 15 ribu /Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terkoreksi tipis pada perdagangan pekan ini. Padahal, indeks dolar AS melemah tajam di pasar spot. Apa pemicunya?

Melansir Refinitiv, di sepanjang pekan ini, rupiah membukukan pelemahan sebesar 25 poin atau terkoreksi 0,17% di hadapan dolar AS.

Di sepanjang pekan ini, indeks dolar AS yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama dunia lainnya, telah terkoreksi sebanyak 1,2% ke posisi 106,73. 


Namun, Kepala Strategi FX CIBC Capital Markets Toronto Bipan Rai mengatakan bahwa pelemahan dolar AS hanya sementara karena ekonomi AS agak melambat, tapi pelemahan ekonomi terjadi di kawasan lain yang mencerminkan kondisi keuangan yang ketat, sehingga potensi permintaan akan dolar AS masih ada di kemudian hari.

Pelemahan rupiah sebenarnya sudah terlihat pada bulan Juni, di mana secara year to date rupiah terkoreksi sebanyak 5,2% dan 2,1% penurunannya berasal dari kinerjanya pada bulan Juni. Hal tersebut dipicu oleh keagresifan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) di Juni.

Sementara itu, The Fed akan menggelar pertemuan pada pekan depan di 26-27 Juli 2022 waktu setempat dan diproyeksikan akan menaikkan suku bunganya lebih agresif lagi sekitar 75 -100 bps untuk meredam angka inflasi di Juni yang kembali melonjak hingga menyentuh 9,1%. Angka tersebut menjadi yang tertinggi sejak 40 tahun.

Berbeda, Bank Indonesia (BI) pada Kamis (21/7) memilih untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya di 3,5% dan telah mempertahankannya selama 17 bulan. BI memilih untuk menjadi 'merpati' di saat bank sentral dunia lainnya berlomba-lomba untuk menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi yang meninggi.

Setelah pengumuman tersebut, rupiah kembali terkoreksi hingga berakhir ke Rp 15.030/US$ pada Kamis (21/7). Kini, rupiah sudah diperdagangkan di atas level Rp 15.000/US$. Namun, pada Jumat (22/7), rupiah berhasil menutup perdagangan dengan menguat tipis 0,1% terhadap si greenback ke Rp 15.015/US$.

Saat ini, suku bunga AS berada di 1,5-1,75%, jika The Fed kembali menaikkan suku bunga di bulan ini sebesar 75 bps maka suku bunga AS akan berada di kisaran 2,25-2,5%. Padahal, suku bunga acuan Indonesia berada di 3,5%.

Ditambah, beberapa analis memprediksikan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunganya hingga akhir tahun ke 3,5-3,75%. Hal tersebut kian membuat Indonesia menjadi kurang menarik di mata investor, sehingga potensi rupiah terkoreksi terbuka lebar.

Namun, BI mengatakan rencananya untuk menjaga kinerja rupiah dengan melakukan intervensi di pasar SBN.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS