Pembiayaan BRI ke Sektor Berkelanjutan Capai Rp 639 T

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
22 July 2022 20:00
bri
Foto: doc bri

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berkomitmen mendukung penerapan prinsip Environmental (lingkungan), Social (sosial), dan Governance (tata kelola perusahaan) atau ESG dengan terus menerapkan keuangan berkelanjutan di Indonesia.

Adapun Per Maret 2022, BRI telah menyalurkan pembiayaan ke sektor usaha berkelanjutan hingga Rp 639 triliun atau 65% dari total kredit. Selain itu, BRI membiayai sejumlah proyek berwawasan lingkungan dengan total nilai Rp 71,5 triliun.

BRI juga menawarkan green bond senilai Rp5 triliun. Di mana obligasi berwawasan lingkungan ini mengalami oversubscribed hingga 4,4 kali dengan rincian investor domestik mencapai Rp 21,84 triliun dan investor luar negeri Rp 1,12 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, ke depannya BRI terbuka dengan peluang untuk kembali menerbitkan instrumen yang berbasis green economy atau ESG.

"Ini menunjukkan antusiasme masyarakat dan investor untuk membeli instrumen-instrumen yang didasarkan pada aspirasi BRI dalam merealisasikan green economy. BRI akan terus memperkuat implementasi ESG dari sisi pendanaan yang disebut ESG Fund atau ESG Liabilities," ungkapnya dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (22/7/2022).

Sementara itu, analis pasar modal Hans Kwee mengungkapkan, bank yang bergerak di sektor jasa keuangan memang memiliki kesempatan menyalurkan pembiayaan berkelanjutan.

"Infrastruktur energi berkelanjutan yang belum optimal ini sebenernya ada potensi kredit dan membutuhkan dana dari bank," katanya.

Menurutnya, portofolio pembiayaan berkelanjutan juga akan menjadi sentimen positif bagi emiten perbankan. Investor saat ini, khususnya global, terlihat mulai mengkhawatirkan untuk menempatkan uangnya di perusahaan yang memiliki banyak eksposur ke proyek tidak ramah lingkungan.

Seperti diketahui, tingkat kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim mengalami peningkatan. Hal ini tidak terlepas dari dampak pemanasan global yang terus mengkhawatirkan.

Merujuk pada laporan Swiss Re Institute 2021, pada 2050 ekonomi global diprediksi dapat tergerus sebesar 18% jika negara-negara terus menggenjot pertumbuhan tanpa memperhatikan perubahan iklim. Bahkan, secara khusus, ekonomi Asia Tenggara dapat terancam anjlok 37,4%.

Di sisi lain, Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Darma juga mengatakan bahwa penerbitan green bond akan menjadi tren seiring dengan kebutuhan dana jumbo untuk proyek berkelanjutan.

"Prospeknya besar, karena ke depan pendanaan yang terkait dengan lingkungan atau ESG semakin diminati khususnya oleh investor-investor yang mementingkan pendanaan atau investasi yang mereka lakukan juga terkait dengan ESG," ujar dia.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terus Naik, Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan BRI Capai Rp 787,9 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular