
Meski BI Tahan Suku Bunga, Asing Masih Jajan Saham Kok

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan, rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kompak melemah. Namun menariknya justru ada inflow di pasar saham.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat asing membukukan net buy senilai Rp 540 miliar di pasar saham domestik dan bahkan pembelian dalam sepekan terakhir mencapai Rp 702 miliar.
Padahal nilai tukar rupiah melemah dan tembus Rp 15.000/US$ di pasar spot kemarin. Sementara itu IHSG juga melemah tipis 0,15%.
Di satu sisi keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan sudah diantisipasi oleh pelaku pasar.
Mayoritas ekonom menilai BI tetap hold dan kemungkinan baru akan menaikkan suku bunga acuan di bulan Agustus atau September nanti.
Alasan mengapa BI kemungkinan baru akan menaikkan suku bunga acuan bulan depan atau akhir kuartal III-2022 adalah setelah kebijakan GWM diselesaikan.
Untuk diketahui, GWM perbankan juga dinaikkan oleh BI menjadi 9% per September nanti. Pasar memang tidak terlalu kaget dengan keputusan tersebut karena sudah diantisipasi, meski perbedaan pendapat tetap ada.
Di sisi lain BI juga terus menegaskan bahwa faktor yang menjadi cermatan BI adalah inflasi inti. BI memandang inflasi umum Indonesia bisa naik 4,5% tahun ini.
Namun dengan inflasi inti yang diharapkan masih stabil di kisaran 2-4% membuat BI masih belum melihat momentum kenaikan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) kemarin.
Meskipun ada inflow di pasar saham, tetapi patut diingat bahwa arus modal masuk asing tersebut bersifat sementara yang sewaktu-waktu bisa keluar lagi dalam waktu yang cepat. Perlu diketahui di pasar modal, investor asing sudah jual bersih Rp 7,5 triliun dalam sebulan terakhir.
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000