Juragan Minyak Makin Tajir, Harga Minyak Dunia Lompat 1,5%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 22/07/2022 09:41 WIB
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia menguat 1% lebih pada perdagangan pagi ini. Lonjakan permintaan dari Asia jadi pendukung kenaikan tersebut.

Pada Jumat (22/7/2022) pukul 09.28 WIB harga minyak jenis brent tercatat US$ 105,42/barel, naik 1,5% dibanding kemarin. Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 97,81/barel, menguat 1,53%.


Permintaan darii India untuk bensin dan bahan bakar sulingan naik ke rekor tertinggi pada Juni meskipun harga lebih tinggi. Total konsumsi produk olahan berjalan naik 18% lebih dari tahun lalu dan kilang India beroperasi mendekati tingkat paling optimalnya, kata analis RBC.

"Ini menandakan lebih dari sekadar pemulihan yang kuat dari tahun-tahun yang dilanda COVID," kata analis RBC Michael Tran dalam sebuah catatan.

Di sisi penawaran, dimulainya kembali produksi di beberapa ladang minyak di Libya minggu ini membatasi kenaikan Brent.

Sementara itu Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga lebih dari konsensus untuk mengendalikan inflasi.

ECB yang menjadi bank sentral dari 19 negara yang berbagi mata uang Euro mengejutkan pasar dengan mendorong suku bunga acuannya naik 50 basis poin (bp), lebih tinggi dari prakiraan sebesar 25 bp. Hal ini membawa suku bunga deposito ke nol persen.

Sebelumnya ECB telah mempertahankan suku bunga pada posisi terendah dalam sejarah tepatnya di level suku bunga negatif 0,5 bp sejak 2014. Ini untuk menangani krisis utang negara Eropa dan juga sebagai booster ekonomi kala pandemi virus Corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) menyerang.

Presiden ECB Christine Lagarde juga memperingatkan bahwa risiko inflasi telah meningkat dengan konflik di Ukraina kemungkinan akan berlarut-larut sehingga harga energi kemungkinan akan tetap tinggi dengan jangka waktu panjang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel Bikin Harga Komoditas Naik, RI Diuntungkan?