Tunggu Pengumuman BI Besok, Rupiah Gagal Catat Hat-trick!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 20/07/2022 15:07 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah gagal mencatat hat-trick alias penguatan 3 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (20/7/2022). Pelaku pasar saat ini menanti pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Kamis besok.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,07% ke Rp 14.965/US$, sempat bertambah menjadi 0,1%, rupiah kemudian berbalik melemah dengan persentase yang sama Rp 14.989/US$. Di penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 14.985/US$, melemah 0,07% di pasar spot.

Gubernur Perry Warjiyo dan kolega menggelar RDG mulai hari ini hingga Kamis besok. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia terbelah sama kuat di antara yang memperkirakan kenaikan dan yang mempertahankan suku bunga acuan.


Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, tujuh memproyeksi BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,75% pada bulan ini. Sementara tujuh lainnya memperkirakan BI tetap mempertahankan BI 7-DRR sebesar 3,5%.

Jika BI menaikkan suku bunga maka kenaikan tersebut akan menjadi pertama kalinya dalam kurun waktu 3,5 tahun lebih.

Sementara itu, jika BI tetap mempertahankan suku bunga acuan maka BI-7DRR sebesar 3,5% akan bertahan selama 18 bulan terakhir. Level 3,5% adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia.

Kenaikan suku bunga bisa memberikan sentimen positif ke rupiah, di sisi lain momentum pertumbuhan ekonomi akan sedikit tertahan.

Sebaliknya, jika suku bunga tetap dipertahankan maka tekanan bagi rupiah akan cukup besar mengingat bank sentral AS (The Fed) sangat agresif dalam menaikkan suku bunga. Namun, momentum pertumbuhan ekonomi tetap bisa terjaga.

Selain itu, kabar baik juga datang dari dalam negeri. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi di Indonesia hingga semester I-2022. Investasi tumbuh positif, dan sudah mencapai lebih dari 50% target di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Data tersebut menunjukkan minat investor asing mengalirkan modalnya ke sektor riil Indonesia masih bagus.

Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala BKPM, mengumumkan angka realisasi investasi pada paruh pertama tahun ini sebesar Rp 584,6 triliun. Naik 32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Angka tersebut sudah 60,4% dari target RPJMN yang sebesar Rp 968,4 triliun. Namun dibandingkan dengan target yang dipatok Presiden Joko Widodo (Jokowi), angkanya masih 48,7%.

Investasi asing atau Penanaman Modal Asing (PMA) sedikit dominan dengan porsi 53,1% dari total realisasi investasi sepanjang semester I-2022. Nilainya adalah Rp 310,4 triliun, tumbuh 35,8% yoy.

Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMA) berperan 46,9% dari total realisasi investasi. Nominalnya ada di Rp 274,2 triliun, naik 28% yoy.

"Kami memahami bahwa situasi perekonomian global saat ini sedang tidak menentu akibat perang Rusia-Ukraina dan pengetatan suku bunga oleh bank sentral Amerika memang akan menjadi tantangan berat bagi iklim investasi di Indonesia pada waktu mendatang," ungkap Menteri Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers, Rabu (20/7/2022).

"Namun, dengan melihat kinerja ekonomi Indonesia saat ini serta pertumbuhan realisasi investasi, Kementerian Investasi/BKPM masih tetap optimis target realisasi investasi yang diarahkan Bapak Presiden sebesar Rp1.200 Triliun pada Tahun 2022 dapat dicapai dengan kerja bersama pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para investor," paparnya

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS