Bjb Genjot Performa Bisnis Lewat Efisiensi & Produktivitas

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama bank bjb, Yuddy Renaldi mengatakan bahwa efisiensi dan produktivitas merupakan critical point yang harus dijaga.Menurut dia, pada masa pembatasan kegiatan dan mobilitas masyarakat, efisiensi telah dilakukan melalui adaptasi teknologi sehingga interaksi tetap dapat berjalan baik secara internal maupun eksternal.
"Budaya baru ini telah menjadi bagian keseharian dari kita semua, serta turut membantu terciptanya efisiensi yang perlu kita lestarikan. Di mana mobilisasi pegawai berjumlah besar pun dapat kita minimalisir dengan penggunaan media daring tanpa mengurangi makna dan tujuan kegiatan," jelas dia dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (20/7/2022).
Selain itu, bank bjb senantiasa mengembangkan ekosistem yang dimiliki dengan produk dan fitur dalam bidang digitalisasi. Sehingga sampai dengan saat ini telah terbentuk ekosistem digital yang cukup baik.
Dia menyebutkan bahwa pengguna aplikasi DIGI mobile saat ini sebanyak lebih dari 847 ribu pengguna atau tumbuh hampir 5 kali lipat dari tahun 2020. Kemudian QRIS merchant bank bjb bertumbuh hampir 90 kali lipat dari semula 7.458 merchant pada 2020 saat ini menjadi lebih dari 655 ribu merchant.
Adapun agen laku pandai melalui bjb BiSA yang saat ini lebih dari 7.500 agen akan terus dikembangkan melalui skema kerja sama dengan berbagai pihak.
"Ekosistem tersebut pun menyumbang hampir 40% fee based income bank bjb yang tumbuh 33,1% secara year on year. Inilah ekosistem keuangan bank bjb dalam konsep branchless bank yang harus kita optimalkan utilisasinya, kita kejar pertumbuhannya, hingga menjadi bagian dari kontributor fee based income yang jauh lebih besar di masa yang akan datang," ujar Yuddy.
Selama kurun waktu tiga tahun terakhir bank bjb mampu melepaskan diri dari tekanan pandemi. Bank bjb pun mendapat penghargaan dari berbagai pihak yang dibuktikan dengan diterimanya 40 penghargaan.
"Tantangan ke depan ada di depan mata. Walaupun secara likuiditas industri perbankan maupun bank bjb cukup memadai, namun demikian, dampaknya terhadap efisiensi, khususnya biaya dana, harus kita jaga untuk mempertahankan kinerja yang positif dalam periode yang akan datang," lanjut dia.
Sebagai informasi, bank bjb baru saja menggelar Business Review Semester I/2022 dengan tema "Efficiency, Productivity and Empowering Digital Ecosystem for Financial Growth" pada Selasa (19/7).
Hadir dalam acara tersebut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat Phinera Wijaya, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 2 Jawa Barat Indarto Budiwitono, Ekonom Sri Adiningsih, Praktisi IT Otto Toto Sugiri, Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi beserta jajaran, Komisaris Utama Independen bank bjb Farid Rahman beserta jajaran, dan seluruh jajaran pejabat executive bank bjb se-Indonesia beserta tamu undangan lainnya.
Dalam acara tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, saat ini dunia sedang menghadapi tiga disrupsi, yaitu disrupsi pandemi, global warming, dan digitalisasi. Tiga disrupsi ini mau tidak mau harus dihadapi, termasuk oleh pelaku bisnis yang bergerak dalam bidang perbankan.
Menurut dia, disrupsi pandemi tidak akan hilang, tapi grafiknya akan surut atau naik. Sehingga masyarakat harus bisa hidup berdampingan dengan virus.
"Walaupun secara dampak ada efeknya terhadap bisnis. Namun dampak itu mestinya menjadi tantangan supayabisnis tetap berjalan," jelas dia.
Kemudian dalam menghadapi disrupsi global warming, sektor perbankan bisa masuk ke berbagai bisnis yang mengangkat green energi.
"Kemudian ada disrupsi digital. Saat ini di Jabar ada 5.000 desa yang diharapkan bisa dikembangkan program petani milenial. Nanti, bank bjb bisa hadir di sana, misalnya menggarap transaksinya," jelas dia.
Kang Emil berpesan, bank bjb harus mampu berinovasi dan memberi manfaat bagi kemakmuran masyarakat. bank bjb harus mampu menjadi solusi dalam mengentaskan kemiskinan di Jabar.
"Kita harus bisa menjadi yang terbaik. Memenangkan kompetisi itu tidak mudah, tapi lebih tidak mudah mempertahankannya. Bank bjb sudah banyak awardnya, saya mengapresiasi capaian-capaian bank bjb selama ini. Tapi harus selalu berinovasi dan menjadi yang terbaik," imbuh dia.
Adapun Ekonom Sri Adiningsih mengatakan, pemulihan ekonomi Indonesia akan dibayangi oleh ketidakpastian global berupa tensi geopolitik, pandemi, krisis energi dan pangan, stagflasi, disrupsi teknologi digital, dan new/next normal.
Pertumbuhan ekonomi akan mengalami tekanan, akan berat menjaga pertumbuhan tidak turun (5,2%) di 2022 dan tetap berat pada tahun 2023 dengan optimisme 4-5%.
"Namun, dunia usaha pada sektor pertanian, pertambangan, kebutuhan sehari-hari, kesehatan dan digital masih akan berkembang. Di sisi lain, perbankan akan mengalami tekanan berat karena persaingan semakin besar, sehingga mesti prudent dan mengikuti perkembangan, " katanya.
[Gambas:Video CNBC]
Kredit BJB Mesra Masuk Top Inovasi Pelayanan Publik 2022
(dpu/dpu)