
SWID Akhirnya Masuk Top Gainers, CHEM di Top Losers

Saat IHSG melesat lebih dari 1%, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Selasa kemarin.
![]() |
Saham emiten jasa konstruksi umum yakni PT Sumber Mas Konstruksi Tbk (SMKM) kembali masuk ke jajaran top losers kemarin. Saham SMKM sendiri sudah masuk ke jajarantop losers sejak Jumat pekan lalu.
Saham SMKM ditutup ambruk 9,17% ke posisi Rp 99/saham. Dengan ini, maka saham SMKM terkena batas auto rejection bawah (ARB) pada perdagangan kemarin.
Nilai transaksi saham SMKM pada perdagangan kemarin mencapai Rp 795,85 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 5,88 juta lembar saham. Investor asing melepas saham SMKM sebesar Rp 75,81 juta di pasar reguler.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu dan Senin lalu, saham SMKM menduduki posisi pertama di jajaran top gainers. Dengan ini maka dari Jumat pekan lalu hingga kemarin, saham SMKM sudah ambles hingga 44,07%.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 11 Juli hingga kemarin, saham SMKM hanya mencatatkan penguatan sekali saja, sedangkan sisanya terpantau terkoreksi.
Dengan demikian, saham SMKM mencatatkan penurunan sebesar 30,32% dalam sepekan terakhir. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham SMKM ambles hingga 33,84%.
Belum diketahui mengapa saham SMKM masih mengalami koreksi hingga bertengger di jajaran top losers dan masih menyentuh ARB-nya kemarin.
Selain saham SMKM, terdapat pula saham emiten industri dan perdagangan bahan kimia spesialisasi untuk industri tekstil yakni PT Chemstar Indonesia yang masuk ke jajaran top losers kemarin.
Saham CHEM ditutup ambles 6,61% ke posisi harga Rp 113/saham dan juga menyentuh batas ARB-nya pada perdagangan kemarin. Saham CHEM tergolong saham yang masih baru di bursa.
Nilai transaksi saham CHEM pada perdagangan kemarin mencapai Rp 36,44 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 278,95 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham CHEM sebesar Rp 629,07 juta di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak debut perdananya hingga kemarin, saham CHEM hanya mencatatkan penguatan sekali saja, yakni pada perdagangan perdananya, 8 Juli lalu. Sedangkan sisanya terkoreksi dan sekali stagnan pada perdagangan Senin lalu.
Harga saham CHEM pun kini sudah berada di bawah harga penawaran perdananya di Rp 150/saham. Dari debut perdananya hingga kemarin, saham CHEM sudah terkoreksi hingga 24,67%.
Emiten kimia tekstil CHEM resmi melantai di bursa Tanah Air pada 8 Juli lalu atau sekitar dua pekan lalu. Perusahaan melepas sebanyak-banyaknya 500 juta saham baru yang merupakan Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 25 setiap saham atau sebanyak-banyaknya 29,41% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah IPO.
CHEM, yang merupakan produsen bahan kimia industri tekstil, pada tahun 2021 mampu menorehkan pendapatan usaha sebesar Rp 89,62 miliar atau meningkat 13% bila dibandingkan dengan penjualan di tahun 2020 sebesar Rp 79,33 miliar.
Namun, ada beberapa risiko investasi yang mencakup harga bahan baku yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah, perubahan kebijakan perdagangan antarnegara, serta pengaruh geopolitik perang Rusia-Ukraina.
PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) mengaku, akan menyikapi serius ancaman eksternal terkait ancaman inflasi dan nilai tukar. Sebab, hal itu juga dapat mempengaruhi kinerja bisnis perusahaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)[Gambas:Video CNBC]