Top Gainers-Losers

MMLP-TRGU Tercuan, BYAN-GOTO Terboncos Kemarin

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
19 July 2022 07:30
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Saat IHSG naik cenderung tipis-tipis, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Losers

Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi salah satu saham yang masuk ke jajaran top losers kemarin. Saham GOTO ditutup ambles 6,88% ke posisi harga Rp 298/saham dan menyentuh level auto rejection bawah-nya (ARB) kemarin. Saham GOTO juga berada di bawah harga IPO-nya yang sebesar Rp 338 per unit.

Nilai transaksi saham GOTO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 375,52 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 1,2 miliar lembar saham. Investor asing mengoleksi saham GOTO sebesar Rp 9,25 miliar di pasar reguler.

Berdasarkan data perdagangan, harga saham GOTO kembali ke level harga IPO Rp 338 per unit pada 11 Juli 2022. Sejak 11 Juli hingga 18 Juli, saham GOTO tercatat lima kali melemah dan hanya satu kali menguat, yakni pada 14 Juli.

Sejak 12 Juli, saham GOTO konsisten ditutup di bawah harga IPO-nya. Selama sepekan terakhir, saham GOTO sudah melemah 11,83% dan selama sebulan terakhir sudah ambrol 19,46%.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), laporan terkini yang diunggah perseroan adalah terkait realisasi penggunaan dana IPO.

Per 11 April 2022, GOTO tercatat sudah menggunakan Rp 4,5 triliun dana IPO dari total hasil bersih dana IPO sebesar Rp 13,57 triliun. Artinya, sisa dana IPO tinggal sekitar Rp 9,07 triliun lagi.

Selain saham GOTO, terdapat pula saham emiten batu bara yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) di jajaran top losers kemarin. Saham BYAN ditutup ambruk 6,99% ke Rp 66.150/saham dan juga menyentuh batas ARB-nya kemarin.

 Nilai transaksi saham BYAN pada perdagangan kemarin mencapai Rp 5,23 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan hanya sebanyak 78.200 lembar saham. Asing melepas saham BYAN sebesar Rp 2,28 miliar di pasar reguler.

Berdasarkan data perdagangan, sejak perdagangan 11 Juli hingga kemarin, saham BYAN hanya mencatatkan penguatan sebanyak 2 kali, sedangkan sisanya yakni 4 kali melemah.

Dalam sepekan terakhir, saham BYAN masih ambles 8,76%. Tetapi dalam sebulan terakhir, saham BYAN sudah melesat 4,34%.

Pelemahan saham BYAN terjadi di saat harga batu bara masih mencatatkan koreksi hingga perdagangan kemarin. Pada perdagangan Senin kemarin, harga batu bara kembali ambles 8% ke US$ 350,05 per ton.

Amblesnya harga batu bara terjadi seiring dengan berhembusnya kabar bahwa hubungan Australia dengan China yang membaik, sehingga China bakal kembali mengimpor batu bara dari Australia.

Pada pekan lalu, harga batu bara pun ambles 8,42% secara point-to-point (ptp). Amblasnya harga batu bara hingga lebih dari 8% pada pekan lalu adalah yang terdalam sejak pertengahan Juni 2022. Pada pekan kedua Juni 2022, harga batu bara sempat jatuh 11,7% sepekan.

Harga batu bara mulai melemah sejak Rabu hingga kemarin. Pelemahan sekaligus mengakhiri kinerja impresif batu hitam yang menguat selama 13 hari beruntun.

Pelemahan harga batu bara disebabkan oleh masih melemahnya permintaan dari China serta beroperasinya kembali jalur kereta di New South Wales, Australia setelah sempat ditutup karena terjangan banjir.

Impor batu bara China mencapai 18,98 juta ton pada Juni tahun ini, anjlok 33% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan 4,5% secara bulanan (month-to-month/mtm). Impor batu bara China pada Januari-Juni atau semester I 2022 mencapai 115 juta ton atau merosot 17,5%.

Di lain sisi, Pemerintah China yang sedang mengkaji akan mengimpor kembali batu bara dari Australia membuat harga batu bara yang sebelumnya melesat pada awal pekan lalu, berbalik merosot dari Rabu pekan lalu hingga kemarin.

Petinggi China dilaporkan sudah mengajukan proposal kajian tersebut dan akan segera diputuskan. Kajian dilakukan karena ketegangan hubungan kedua negara mulai mereda serta keperluan menambah pasokan batu bara.

China merupakan salah satu pasar terbesar batu bara bagi Australia. Pada Januari-Agustus 2020 atau sebelum pengumuman larangan impor, Australia mengirim batu bara sebanyak 31,6 juta ton metalurgi dan 38,6 juta ton batu bara thermal.

Australia merupakan eksportir terbesar di dunia untuk batu bara metalurgi dan nomor kedua terbesar untuk batu bara thermal.

Dalam dua pekan terakhir ekspor Australia terganggu oleh terjangan banjir. Namun, gangguan tersebut sudah mulai teratasi setelah jalur kereta di negara bagian New South Wales beroperasi kembali kemarin.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular