Listing Hari Ini, Saham Dewi Farmindo Lompat 35 Poin
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan yang bergerak di bidang peternakan dan pemotongan ayam broiler, PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI) menjadi emiten ke-26 tahun ini di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan melepas sejumlah 700 juta saham.
Besaran saham itu setara dengan 35% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan, dengan harga Rp 100 per saham. DEWI menunjuk PT KGI Sekuritas Indonesia dan PT Binaartha Sekuritas selaku Joint Lead Underwriter.
Dalam debut perdananya, saham DEWI dibuka naik 35 poin ke harga Rp 135 per saham dari harga penawaran yang sebesar Rp 100 per saham. Level tersebut merupakan level tertinggi dalam menit pertamanya di lantai BEI.
Direktur Utama Perseroan Aditiya Fajar Junus menjelaskan, langkah perusahaan masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO adalah bagian dari strategi meningkatkan kualitas dalam mengelola perkandangan, meningkatkan fokus pada high value customers.
"Contohnya restoran dengan jumlah jaringan pemasaran yang cukup besar seperti fast food), meningkatkan Quality Assurance Programs, meningkatkan profitabilitas melalui Vertical Integrations," ujarnya, Senin (18/7/2022).
Aditiya optimis, bisnis ayam broiler ini memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia. Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jendral Peternakan & Kesehatan Ayam, Kementrian Pertanian Republik Indonesia, investasi sub sektor peternakan terlihat tumbuh positif pada periode 2015-2019 yaitu dari Rp 326,4 miliar menjadi Rp 1.503,2 miliar secara kumulatif meningkat sebesar Rp 726,8 miliar. Sedang dari segi Investasi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami peningkatan sebesar 37,10% yang meningkat konsisten dari tahun ke tahun.
Aditiya mengemukakan, populasi ayam broiler mengalami peningkatan pesat, rata-rata sebesar 11.45% per tahun sejak tahun 1984. Pada tahun 2019, populasi ayam broiler di Indonesia mencapai 3,17 miliar ekor dan konsumsi daging ayam broiler naik menjadi 5,69kg per kapita per tahun. Angka 5,69kg per kapita per tahun hanya konsumsi di dalam rumah tangga. "Akan jauh lebih tinggi jika di tambah jumlah konsumsi yang terdapat di pengusaha kuliner seperti rumah makan, warung, restoran dan hotel," pungkasnya.
(RCI/dhf)