Tak Ada Pendapatan, Emiten Sandi Ini Bisa Catat Laba Rp 89 M?
Jakarta, CNBC Indonesia -PT Provident Agro Tbk (PALM) tidak mencatatkan pendapatan sepanjang semester pertama tahun ini. Namun, perusahaan mampu mencatatkan laba Rp 88,91 miliar.
Perolehan laba bersih tersebut turun 88% dari torehan paruh pertama 2021. Pada periode ini, PALMmembukukan laba bersih hingga Rp 761,77 miliar.
Usut punya usut, ternyata PALM memperoleh pendapatan bersih lain-lain dari laba atas penjualan investasi hingga pendapatan bunga yang totalnya mencapai Rp 104,40 miliar. Hal ini menyebabkan perusahaan masih memperoleh keuntungan meski pemasukan dari sisi top line tidak ada sama sekali.
Sebelumnya pada kuartal pertama tahun lalu, perusahaan juga tidak membukukan pendapatan sama sekali, dengan catatan pendapatan terakhir terjadi pada akhir tahun 2021 lalu.
Hilangnya pendapatan perusahaan terjadi karena PALM tahun lalu telah mantap untuk mengubah bisnis perusahaan menjadi bergerak di sektor investasi dari semula berfokus di perkebunan kelapa sawit.
Tahun lalu, PALM menjual seluruh saham anak usahanya, PT Mutiara Agam (MAG) dengan nilai transaksi sebesar Rp 502,50 miliar kepada PT Duta Agro Makmur Indah dan PT Lambang Jaya Agro Perkasa.
Sepanjang tahun lalu PALM membukukan laba Rp 2,01 triliun dari pendapatan yang hanya sebesar Rp 316,68 miliar. Akan tetapi perusahaan membukukan pendapatan lain-lain (net) hingga Rp 2 triliun, termasuk dari perubahan nilai wajar investasi pada instrumen ekuitas sebesar Rp 2,02 triliun.
Hingga saat ini Bursa Efek Indonesia masih belum mengubah klasifikasi industri PALM dari perkebunan menjadi investasi, padahal akhir bulan lalu BEI mengumumkan perubahan klasifikasi industri terhadap tujuh emiten, termasuk MNC Energy Investments (IATA) yang berpindah sektor dari transportasi dan logistik (IDXTRANS) menjadi energi (IDXENERGY).
Pada penutupan perdagangan hari terakhir pekan ini, saham PALM ditutup menguat 6,34% ke harga Rp 755/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 5,38 triliun. Sejak awal tahun saham ini masih terkoreksi 13,22%, namun dalam setahun terakhir tumbuh 54,08%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(RCI/dhf)