
Efek Ekonomi China Lesu, Harga Tembaga Terendah Sejak 2020

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia terperosok ke posisi terendah sejak 2020. Dolar yang melambung dan ekonomi China yang melambat jadi pemberat laju tembaga pada perdagangan hari ini.
Pada Jumat (15/7/2022) pukul 15.33 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 6.982/ton, anjlok 2,62% dibanding posisi kemarin.
Pertumbuhan ekonomi konsumen logam utama China melambat tajam pada kuartal kedua, bertumbuh 0,4% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini meleset dari ekspektasi 1% yoy dan melambat dibanding kuartal sebelumnya sebesar 4,8% yoy.
Penyebabnya adalah penguncian yang meluas untuk menahan laju penulara virus Corona (Coronavirus Diseasae-201/Covid-19) memukul aktivitas industri dan belanja konsumen.
"Hal-hal tampak tidak pasti di China yang merupakan satu-satunya faktor penstabil untuk komoditas industri di tengah meningkatnya risiko resesi di Amerika Serikat dan Eropa," kata analis ANZ Soni Kumari.
Sementara itu, inflasi di Amerika Serikat yang tertinggi sejak 1981 terlihat memicu lonjakan kenaikan suku bunga bulan ini, yang diperkirakan akan memperlambat pertumbuhan dan mendongkrak dolar.
Sebagai catatan, inflasi Amerika Serikat (AS) Juni melambung ke 9,1% year-on-year/yoy lebih panas dibanding bulan sebelumnya 8,6% yoy. Perak sebagai lindung nilai inflasi dilirik oleh para investor.
Bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) diperkirakan akan lebih agresif menaikkan suku bunga setelah rilis inflasi Juni. Menurut perangkat FedWatch milik CME group, para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 47,6% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 100 basis poin menjadi 2,5% - 2,75%. Sementara 52,4% memperkirakan kenaikan suku bunga akan sebesar 75 bps.
Dolar melayang di dekat level tertinggi dua dekade, membuat logam yang dijual dengan greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Dolar melayang di dekat level tertinggi dua dekade, membuat logam yang dihargakan dengan greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Kami melihat dolar akan lebih kuat setidaknya sampai akhir bulan ini," tambah Kumari.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%