Top Gainers-Losers

TRGU-MRAT Kompak Meroket, SWID Masih Paling Boncos

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
14 July 2022 07:40
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambruk pada perdagangan Rabu (13/7/2022) kemarin, di mana IHSG masih terpengaruh dengan sentimen dari luar negeri yang masih cenderung negatif.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup ambles 1,15% ke posisi 6.640,99. Pergerakan IHSG masih cenderung volatil kemarin. Tetapi volatilitas indeks kemarin lebih baik dari perdagangan sehari sebelumnya, meski secara garis besar IHSG berada di zona merah kemarin.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka melemah tipis 0,01% di posisi 6.717,93. IHSG bahkan sempat menyentuh zona hijau sedikit, beberapa menit setelah pasar dibuka. Tetapi selang sekitar 30 menit, IHSG berbalik arah kembali.

Meski sempat menguat sejenak, tetapi dari sekitar pukul 09:30 WIB, IHSG terus terkoreksi hingga akhir perdagangan kemarin. 

Nilai transaksi indeks pada kemarin mencapai sekitaran Rp 11 triliun dengan melibatkan 18 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 172 saham menguat, 331 saham melemah, dan 181 saham stagnan.

Investor asing kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 881,07 miliar di seluruh pasar, di mana rinciannya yakni sebesar Rp 873,79 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 7,27 miliar di pasar tunai dan negosiasi.

Saat IHSG kembali ambles, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Rabu kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten produsen olahan gandum yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pekan lalu yakni saham PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU), menduduki posisi pertama dalam jajaran top gainers kemarin.

Saham TRGU ditutup terbang 24,38% ke posisi harga Rp 505/saham. Nilai transaksi saham TRGU pada perdagangan Rabu kemarin mencapai Rp 20,11 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 39,81 juta lembar saham. Tetapi, investor asing melepas saham TRGU sebesar Rp 2,11 miliar di pasar reguler.

Berdasarkan data perdagangan, sejak debut perdananya di bursa pada Jumat pekan lalu hingga kemarin, saham TRGU sudah meroket 140,48%.

Cerestar Indonesia telah menetapkan harga penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) sebesar Rp 210 per saham. Cerestar melepas 1,5 miliar saham baru atau sebanyak 18,87% dari jumlah seluruh modal disetor Perseroan setelah IPO.

Direktur Utama Cerestar Indonesia, Indra Irawan mengungkapkan optimismenya pada bidang produk olahan gandum. Pada masa mendatang, Indra yakin TRGU bisa tumbuh dan mengembangkan potensi bisnis biji-bijian lainnya.

"Dengan populasi Indonesia yang tinggi, industri tepung punya potensi yang besar. Kini, kami meramaikan pasar modal Indonesia, dan semoga bisa berpartisipasi dalam memajukan ekonomi nasional," ungkap Indra.

Selain saham TRGU, terdapat pula saham emiten kosmetik yakni PT Mustika Ratu Tbk (MRAT), yang harga sahamnya melejit 17,89% ke posisi Rp 290/saham.

Nilai transaksi saham MRAT pada perdagangan kemarin mencapai Rp 38,29 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 136,69 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham MRAT sebesar Rp 43,53 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 1 Juli hingga Rabu kemarin, saham MRAT tercatat 5 kali menghijau, dan 4 kali merah. Dengan ini saham MRAT berhasil mencatatkan kenaikan 27,19% dalam sepekan terakhir dan melesat 51,04% dalam sebulan terakhir.

Jika melihat laporan keuangannya, emiten kosmetik PT Mustika Ratu masih tertekan sepanjang kuartal I-2022. Dari sisi bottom line, MRAT mengalami penurunan signifikan akibat penyusutan penjualan.

MRAT membukukan penjualan bersih Rp 75,20 miliar per 31 Maret 2022, tercatat turun 15,11% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya sebesar Rp 88,59 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Sementara itu, MRAT membukukan laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 328,80 juta. Realisasi ini turun signifikan 82,22% yoy dari Rp 1,85 miliar pada kuartal I-2021.

Saat IHSG kembali ambles lebih dari 1%, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Rabu kemarin.

Saham Top Losers

Beberapa saham yang sebelumnya sempat masuk ke jajaran top gainers, pada perdagangan kemarin masuk ke jajaran top losers. Adapun saham tersebut yakni saham emiten jasa keuangan Grup MNC PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) dan saham perbankan syariah yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).

Saham BCAP ditutup ambruk 6,92% ke posisi harga Rp 121/saham. Saham BCAP pun terkena batas auto rejection bawah (ARB) kemarin.

Nilai transaksi saham BCAP pada perdagangan kemarin mencapai Rp 17,25 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 136,93 juta lembar saham. Investor asing melepas saham BCAP sebesar Rp 247,07 juta di pasar reguler.

Pada Senin lalu, saham BCAP sempat masuk ke jajaran top gainers dan harga sahamnya sempat melesat hingga 32,69%. Namun, pada akhirnya investor langsung merealisasikan keuntungannya kemarin.

Sedangkan saham BRIS ditutup ambrol 6,91% ke posisi Rp 1.415/saham dan juga menyentuh batas ARB-nya kemarin. Pada perdagangan Selasa lalu, saham BRIS padahal sempat menyentuh batas auto rejection atas (ARA).

Nilai transaksi saham BRIS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 76,01 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 52,46 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham BRIS sebesar Rp 1,7 miliar di pasar reguler.

Pada Selasa lalu, saham BRIS sempat masuk ke jajaran top gainers dan harganya sempat melonjak 21,12% dan menduduki posisi ketiga di jajaran top gainers pada Selasa lalu.

Selain itu, saham emiten properti yang merupakan anak perusahaan dari Kelompok Usaha Saraswanti yakni PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) yang baru melantai di bursa pada Kamis pekan lalu kembali masuk ke jajaran top losers kemarin.

Saham SWID ditutup anjlok 6,86% ke posisi Rp 163/saham. Saham SWID juga terkena batas ARB-nya pada perdagangan kemarin.

Nilai transaksi saham SWID pada perdagangan kemarin mencapai Rp 172,58 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 1,06 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham SWID sebesar Rp 163.000 di pasar reguler.

Dari debut perdananya pada Kamis lalu hingga kemarin, saham SWID hanya mencatatkan penguatan sekali saja yakni pada Kamis lalu, sisanya terpantau terkoreksi. Sejauh ini, saham SWID telah mencatatkan koreksi selama empat hari beruntun.

Sebelumnya pada perdagangan perdananya pada Kamis lalu, saham SWID sempat melesat hingga 8% ke posisi harga Rp 216/saham, dari harga penawaran perdananya di Rp 200/saham. Saham SWID pun sempat menyentuh batas auto rejection atas (ARA) pada saat itu.

Namun pada perdagangan hari keduanya, saham SWID justru ambruk 6,48% ke Rp 202/saham. Dari perdagangan perdananya hingga kemarin, saham SWID ambruk hingga 24,54%, sedangkan dari harga IPO hingga kemarin, saham SWID ambles 22,38%.

Saham SWID pun kini makin menjauhi dan di bawah harga penawaran perdananya di Rp 200/saham.

Sebagai informasi, Saraswanti Indoland Development didirikan pada tahun 2010 dan bergerak dalam bidang properti dan real estate. Perusahaan merupakan pemilik hotel The Alana Yogyakarta, Innside by Melia Yogyakarta dan Apartemen Mataram City.

SWID melakukan penawaran perdana (IPO) pada Kamis, 7 Juli lalu dan berhasil menggalang dana Rp 68 miliar setelah melepas 6,31% saham baru kepada investor publik.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular