Bos Sawit Sabar Ya, Harga CPO Ambles Hampir 3%!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) anjlok di sesi awal perdagangan pada Rabu (13/7/2022), meneruskan koreksi pada hari sebelumnya. Apa penyebabnya?
Mengacu pada data Refinitiv, pukul 08:20 WIB, harga CPO diperdagangkan di posisi MYR 4.000/ton atau ambles 2,82% dan menjadi posisi terendah sejak 14 Juli 2021.
Teknisnya, analis Reuters Wang Tao memprediksikan harga CPO akan stabil di sekitar titik support di MYR 3.900/ton dan kemudian akan menguji titik resistance di MYR 4.090/ton.
Penembusan di bawah titik support bisa memicu penurunan ke kisaran MYR 3.592-3.782/ton.
Pada Selasa (12/7), minyak sawit berjangka Malaysia ditutup terkoreksi 0,58% ke MYR 4.116/ton (US$ 931,91/ton), padahal di sesi sebelumnya harga CPO sempat melesat hampir 3%.
Penurunan harga CPO tersebut dipicu oleh perlambatan ekspor CPO Malaysia pada Juli sehingga persediaan CPO di akhir Juni lebih tinggi.
Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) melaporkan persediaan minyak sawit Malaysia akhir Juni melesat 8,8% dari bulan sebelumnya menjadi 1,66 juta ton karena produksi minyak sawit mentah naik 5,8% menjadi 1,55 juta ton di Juni.
Persediaan CPO tersebut menjadi yang tertinggi dalam tujuh bulan. Sementara ekspor turun 13,3% menjadi 1,19 juta ton karena ekspor yang lamban ke Uni Eropa dan India.
Anilkumar Bagani, Kepala Penelitian Pialang Sunvin Group mengatakan bahwa kekhawatiran akan resesi dan penurunan harga minyak mentah juga membebani harga CPO pada Selasa (12/7).
Di sisi lainnya, pada pekan lalu, pemerintah Indonesia mengatakan bahwa mereka berencana untuk meningkatkan kandungan bahan bakar berbasis minyak sawit dalam biodieselnya menjadi 35% dari 30%, atau yang di kenal sebagai B35 dan akan dimulai pada 21 Juli 2022.
Tidak hanya itu, pemerintah juga sedang mempertimbangkan pemotongan pungutan ekspor untuk memacu ekspor dan mengurangi persediaan CPO dalam negeri yang membengkak.
Menurut Kepala Penelitian Perkebunan CGS-CIMB Research Ivy Ng bahwa kebijakan biodiesel B35 akan membantu meningkatkan penggunaan minyak sawit domestik, mengurangi persediaan, dan meningkatkan sentimen harga domestik.
Namun, hal tersebut akan membutuhkan waktu untuk menurunkan persediaan secara efektif karena tingkat penyerapan CPO diperkirakan hanya mencapai 134.000 ton per bulan.
Harga CPO yang anjlok hari ini mungkin disebabkan oleh amblesnya harga minyak kedelai di Dalian China. Melansir Refinitiv, pukul 08:25 WIB, harga minyak kedelai di Dalian anjlok 5,3%. Sedangkan, harga minyak lobak jatuh 4% di Zhengzhou.
Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global. Artinya, ketika harga minyak saingan anjlok, maka kemungkinan besar harga CPO pun akan terkoreksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)