Pulau Bangka Punya 'Harta' Timah, Seperti Apa Potensinya?

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
12 July 2022 10:57
PT Timah memusatkan produksi sumber daya timahnya di pulau Bangka, yang terdiri dari penambangan, pengolahan, pemurnian, peleburan, hingga penjualan.
Foto: PT Timah

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepulauan Bangka Belitung merupakan provinsi ke-31 dari 34 provinsi di Indonesia. Selain memiliki hamparan pantai yang indah, provinsi ini juga dikenal sebagai penghasil sumber daya timah terbesar di Indonesia.

PT Timah Tbk (TINS) menjadi produsen timah terbesar di Indonesia dan menjadi bagian dari Mind ID. PT Timah memusatkan produksi sumber daya timahnya di pulau Bangka, yang terdiri dari penambangan, pengolahan, pemurnian, peleburan, hingga penjualan.

Adapun proses pemurnian dan peleburannya sendiri difokuskan di unit Metalurgi di Kota Muntok pulau Bangka. Unit metalurgi Muntok saat ini memiliki 6 unit tanur yang setiap tahunnya memiliki kemampuan produksi hingga 50 ton perhari.

Di area tersebut, timah yang didapatkan dari tambang dimurnikan, lalu ditingkatkan lagi kadarnya. Di area itu juga, timah yang sudah dikumpulkan ini dileburkan dengan sistem dipanaskan hingga 1000 derajat Celcius

"Pencucian merupakan aktivitas untuk melakukan upgrading atau peningkatan kadar timah dari kadar 20% menjadi grade timah nya 65 sampai 70%. Kemudian dari grade 65 ke 70% ini masuk ke proses smelter," ujar Kepala Unit Metalurgi Muntok PT Timah, Wiyono kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.

Di smelter tersebut, proses peleburan dilakukan dengan mencampur material dengan antrasit batu kapur dan material lain, kemudian diproses di dalam tanur dengan temperatur 1350 sampai dengan 1400 yang kemudian hasilnya adalah krutin atau timah cair. Proses melelehkan timah tersebut membutuhkan waktu sekitar 24 jam.

"PT Timah melakukan aktivitas atau proses bagaimana meningkatkan kadar dan membuang pengotor, sehingga mendapatkan balok-balok timah atau tim dengan tingkat umur yang cukup tinggi dengan dengan grid timah murni 99,99 up," imbuh Wiyono.

Sebagai informasi, produksi timah tanah air menunjukkan perjalanan yang positif. Pada Juni 2022, produksi logam timah di Indonesia tercatat sebesar 11.055,21 ton atau 15,79% dari target tahunan. Secara nasional penjualan juga tercatat mencapai 10.057,67 ton.

Untuk meningkatkan nilai tambah timah tanah air, PT Timah tengah merampungkan pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan timah atau smelter Ausmelt Furnace. Dipastikan smelter tersebut bakal commercial operating date (COD) pada semester II- 2022.

Sebelumnya, Direktur Utama TINS Achmad Ardianto menyampaikan progres fisik hingga kuartal I-2022 telah mencapai mencapai 91%, dan sudah melakukan pengetesan alat.

Total kapasitas terpasang ketika smelter ini beroperasi mencapai 40.000 ton crude tin. Nantinya ketika sudah beroperasi setidaknya tingkat utilisasi mencapai 50% di tahun pertama. Seperti diketahui sebelumnya, proyek smelter Ausmelt Furnace ini memiliki nilai investasi mencapai Rp 1,2 triliun.

Sementara itu, setidaknya TINS pada tahun ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) mencapai Rp 1,9 triliun pada tahun ini. Perusahaan berencana untuk menambahkan jumlah kapasitas produksi dengan membeli kapal penghisap baru untuk penambangan timah lepas pantai. Dengan penambahan kapal itu juga manajemen berharap target produksi 33 ribu - 35 ribu ton timah bisa terealisasi

 


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PT Timah Siap Operasikan Smelter Baru di Semester II-2022 Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular