
Harga Emas Naik Tipis, Tapi Kayaknya Nanti Turun Lagi...

Jakarta, CNBC Indonesia - Emas terus berjuang melawan kekuatan dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan Selasa (12/7/2022) pukul 06:31 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.733,89 per troy ons. Menguat tipis 0,01%.
Penguatan emas pada pagi hari menjadi kabar positif setelah sang logam mulia tumbang hari sebelumnya. Pada perdagangan kemarin, harga emas melemah 0,48% ke US$ 1.733,67 per troy ons.
Dalam sepekan, harga emas sudah melemah 1,7% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga menyusut 4,7% sementara dalam setahun merosot 4,1%.
Kendati menguat pada pagi hari ini tetapi Lukman Otunuga, analis dari FXTM, mengatakan emas masih rawan melemah. Persoalan geopolitik dan pesimisme atas pertumbuhan ekonomi, terutama di Asia, sejauh ini masih membantu emas untuk naik tipis atau tidak turun lebih dalam dari yang seharusnya. Namun, menguatnya dollar AS bisa menjadi sandungan bagi emas ke depan.
"Emas tersandung dan harus berjuang keras untuk keluar dari tekanan akibat menguatnya dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS," tutur Otunuga, seperti dikutip Reuters.
Analis dari OANDA, Edward Moya, juga mengingatkan emas masih rawan melemah karena kuatnya dolar AS. Dollar Index pada sore hari kemarin menyentuh 108,21, tertinggi sejak Oktober 2002 atau 20 tahun terakhir.
Moya menjelaskan dolar AS menjadi instrumen favorit karena ada ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed. Isu resesi bahkan tidak terlalu mampu menggoyangkan minat investor untuk memilih berinvestasi di dolar AS daripada emas. Padahal, emas biasanya dicari saat perekonomian memburuk karena dianggap sebagai aset aman.
"Harga emas benar-benar di bawah tekanan karena dolar AS terus menguat. Emas bahkan terancam bisa jatuh ke bawah US$ 1.700 dan menemukan titik support baru di US$ 1.670 per troy ins," tutur Moya, kepada Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Rekor Tertinggi Setahun, Yuk Pesta Pora Lagi!