Top Gainers-Losers

Bank Neo Diam-Diam Meroket, Batulicin Jadi Paling Boncos

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
11 July 2022 07:15
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat pada perdagangan Jumat (8/7/2022) akhir pekan lalu.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melonjak 1,32% di 6.740,22 pada perdagangan akhir pekan lalu.

Meski ditutup melonjak lebih dari 1% pada perdagangan Jumat lalu, tetapi IHSG sepanjang pekan lalu masih mencatatkan koreksi 0,8% secara point-to-point (ptp).

Pada perdagangan akhir pekan lalu, investor asing kembali masuk ke pasar saham RI, di mana asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 117,94 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 45,96 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 71,98 miliar di pasar tunai dan negosiasi.

BEI mencatat rata-rata nilai transaksi harian IHSG mencapai sekitaran Rp 11 triliun pada akhir pekan lalu, dengan melibatkan 19 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali.

Di tengah cerahnya IHSG pada akhir pekan lalu, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Gainers

Saham emiten perdagangan besar bahan konstruksi dan perlengkapan bahan bangunan yakni PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) menjadi salah satu saham yang masuk ke jajaran top gainers pada Jumat akhir pekan lalu. Saham BEBS ditutup meroket 21,13% ke posisi harga Rp 4.300/saham.

Nilai transaksi saham BEBS pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 233,29 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 64,94 juta lembar saham. Investor asing melepas saham BEBS sebesar Rp 3,51 miliar di pasar reguler.

Belum ada informasi signifikan mengenai kenaikan saham BEBS. Menurut data perdagangan, dalam sepekan terakhir, saham BEBS melejit 24,64%, sedangkan dalam sebulan terakhir, saham BEBS terkoreksi 5,08%.

Dari kinerja keuangannya, BEBS mencatatkan kenaikan laba bersih 104,96% yoy menjadi Rp 82,19 miliar per Juni 2022 dari tahun sebelumnya Rp 40,1 miliar. BEBS mencatatkan penjualan Rp 345 miliar, naik 89,41% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 182,55 miliar.

Selain saham BEBS, terdapat pula saham emiten bank digital yakni PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), di mana harga sahamnya melonjak 14,08% ke posisi Rp 1.175/saham.

Nilai transaksi saham BBYB pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 71,87 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 63,88 juta lembar saham. Investor asing juga melepas saham BBYB sebesar Rp 3,05 miliar di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, dalam sepekan terakhir, saham BBYB masih melesat 16,34%. Tetapi dalam sebulan sebulan terakhir, saham BBYB ambles 15,77%.

Dari kinerja keuangannya pada kuartal I-2022, BBYB mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 413 miliar.

Direktur Utama BBYB, Tjandra Gunawan mengungkapkan perusahaan mencatat kenaikan Net Interest Income (NII) yang sangat signifikan atau naik sekitar 214,3% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 dari Rp 63 miliar menjadi Rp 198 miliar di kuartal pertama tahun 2022.

"Kuartal 1 loss kami Rp 413 miliar. Sedangkan pada semester 1 (diperkirakan) membukukan loss Rp 606 miliar, loss karena pendapatan bunga dan fee base diiringi penurunan biaya-biaya," ujarnya di kantornya, Kamis (7/7/2022) lalu. 

Selain beberapa saham yang berhasil masuk ke jajaran top gainers, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Losers

Saham emiten transportasi perairan laut dan sungai yakni PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS) memimpin jajaran top losers pada perdagangan akhir pekan lalu.

Saham BESS ditutup ambles 6,98% ke posisi harga Rp 400/saham. Dengan ini, maka saham BESS otomatis terkena batas auto rejection bawah (ARB) pada perdagangan akhir pekan lalu.

Nilai transaksi saham BESS pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 43 juta dengan volume perdagangan hanya sebanyak 107.500 lembar saham.

Belum ada informasi signifikan mengenai penurunan saham BESS hingga menyentuh batas ARB-nya. Menurut data perdagangan, dalam sepekan terakhir, saham BESS mencatatkan koreksi 2,44%, sedangkan dalam sebulan terakhir saham BESS ambruk 18,37%.

Selain saham BESS, terdapat pula saham emiten tekstil yakni PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL), yang harga sahamnya ambrol 6,94% ke posisi Rp 402/saham. Saham BELL juga terkena batas ARB-nya pada perdagangan akhir pekan lalu.

Nilai transaksi saham BELL pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 557,86 juta dengan volume perdagangan sebanyak 1,39 juta lembar saham.

Menurut data perdagangan, dalam sepekan terakhir, saham BELL tercatat anjlok hingga 30,09%, sedangkan dalam sebulan terakhir, saham BESS ambles 11,45%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular