Happy Weekend! 8 Hari Keok, Rupiah Akhirnya Menguat Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 July 2022 15:01
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah akhirnya sukses menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (8/7/2022). Ini untuk pertama kalinya dalam 9 hari perdagangan rupiah mampu menguat. Sebelumnya rupiah 7 hari melemah dan stagnan Kamis kemarin. Rabu lalu, rupiah juga menembus Rp 15.000/US$ untuk pertama kalinya sejak Mei 2020.

Melansir data Refinitiv, rupiah langsung menguat begitu perdagangan dibuka. Penguatan rupiah kemudian terakselerasi hingga 0,37% ke Rp 14.940/US$. Namun setelahnya terus terpangkas hingga mengakhiri perdagangan di Rp 14.975/US$, menguat 0,13% di pasar spot.

Ada kabar baik dari dalam negeri, saat inflasi menanjak, konsumen Indonesia masih pede terhadap outlook perekonomian.

Seperti diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) awal bulan ini melaporkan inflasi pada Juni 2022 tercatat 0,61% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Inflasi tahun kalender adalah 3,19%

Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi Juni 2022 berada di 4,35%. Lebih tinggi dibandingkan Mei 2022 yang 3,55% sekaligus jadi yang tertinggi sejak Juni 2017.

Kelompok volatile menjadi pemicu kenaikan inflasi yang tinggi tersebut. Kenaikan harga kelompok volatile menembus 2,51% (mtm) dan 10,07% (yoy). Level tersebut menjadi yang tertinggi sejak Desember 2014 atau 7,5 tahun terakhir. Jika dilihat lagi inflasi volatile meroket di item bahan makanan yang mencapai 2,3% (mtm) dan 9,57% (yoy).

Meski inflasi tinggi, apalagi harga pangan, ternyata konsumen masih optimistis, terlihat dari laporan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).

Bank Indonesia (BI) kembali merilis hasil survei konsumen, Hasilnya IKK pada Juni 2022 berada di 128,2, sedikit menurun dibandingkan sebelumnya yakni 128,9.

IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas. Jika di bawah 100, maka artinya konsumen pesimistis memandang prospek perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang.

Pada IKK Mei 2022, survei IKK yang bertepatan pada Hari Raya Idul Fitri berada di 128,9, naik tajam dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah. Pada Juni, IKK tetap berada pada level optimis.

IKK yang masih tinggi membuat outlook perekonomian masih bagus. Sebab, semakin tinggi IKK, konsumen cenderung akan semakin banyak belanja yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Begitu juga sebaliknya.

Belanja rumah tangga merupakan kontributor terbesar produk domestik bruto (PDB) berdasarkan pengeluaran, dengan porsi mencapai 53,65% di kuartal I-2022. Dengan IKK yang masih tinggi, maka belanja rumah tangga bisa terus tumbuh yang berdampak positif ke PDB, begitu juga rupiah.

Selain itu, pelaku pasar juga menanti rilis data tenaga kerja AS malam ini. Data tersebut terdiri dari penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payrolls), tingkat pengangguran dan perubahan rata-rata upah per jam. Data ini merupakan salah satu indikator yang digunakan bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan kebijakan moneter, selain data inflasi tentunya.

Kemarin, data yang dirilis menunjukkan klaim tunjangan pengangguran mingguan menjadi 235.000 klaim, tertinggi sejak 15 Januari lalu. Rilis tersebut juga lebih tinggi dari hasil survei yang dilakukan Dow Jones sebesar 230.000 klaim.

Selain itu, perusahaan Challenger, Gray & Christmas melaporkan sepanjang Juni ada rencana PHK sebanyak 32.517 pekerja di berbagai perusahaan. Angka tersebut melesat 57% dari bulan sebelumnya dan tertinggi sejak Februari 2021. Perusahaan otomotif dilaporkan memiliki rencana PHK paling banyak, yakni 10.198.

Data tersebut bisa menjadi indikasi pasar tenaga kerja AS sudah mulai melemah, dan ancaman resesi semakin menjadi nyata.

"Para pengusaha mulai merespon tekanan finansial dan pelambatan permintaan dengan pemangkasan biaya. Pasar tenaga kerja masih ketat, tetapi mungkin akan melemah dalam beberapa bulan ke depan" kata Andrew Challenger, vice presiden Challenger, Gray & Christmas, sebagaimana dilansir CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular