Konsumen RI yang Masih Pede Bikin Dolar Singapura Turun Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Jumat, 08/07/2022 12:10 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesa/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah melawan rupiah pada perdagangan Jumat (8/7/2022). Kabar baik datang dari dalam negeri, konsumen Indonesia masih pede menatap perekonomian, meski inflasi terus menanjak.

Melansir data Refintiv, pada pukul 10:47 WIB dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.687/SG$, melemah 0,21% di pasar spot.

Seperti diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) awal bulan ini melaporkan inflasi pada Juni 2022 tercatat 0,61% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Inflasi tahun kalender adalah 3,19%


Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi Juni 2022 berada di 4,35%. Lebih tinggi dibandingkan Mei 2022 yang 3,55% sekaligus jadi yang tertinggi sejak Juni 2017.

Kelompok volatile menjadi pemicu kenaikan inflasi yang tinggi tersebut. Kenaikan harga kelompok volatile menembus 2,51% (mtm) dan 10,07% (yoy). Level tersebut menjadi yang tertinggi sejak Desember 2014 atau 7,5 tahun terakhir. Jika dilihat lagi inflasi volatile meroket di item bahan makanan yang mencapai 2,3% (mtm) dan 9,57% (yoy).

Meski inflasi tinggi, apalagi harga pangan, ternyata konsumen masih optimistis, terlihat dari laporan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).

Bank Indonesia (BI) kembali merilis hasil survei konsumen, Hasilnya IKK pada Juni 2022 berada di 128,2, sedikit menurun dibandingkan sebelumnya yakni 128,9.

IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas. Jika di bawah 100, maka artinya konsumen pesimistis memandang prospek perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang.

Pada IKK Mei 2022, survei IKK yang bertepatan pada Hari Raya Idul Fitri berada di 128,9, naik tajam dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah. Pada Juni, IKK tetap berada pada level optimis.

IKK yang masih tinggi membuat outlook perekonomian masih bagus. Sebab, semakin tinggi IKK, konsumen cenderung akan semakin banyak belanja yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Begitu juga sebaliknya.

Belanja rumah tangga merupakan kontributor terbesar produk domestik bruto (PDB) berdasarkan pengeluaran, dengan porsi mencapai 53,65% di kuartal I-2022.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor