
Baru Melantai di BEI, Saham ARKO Berbalik Melemah 5,3%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) dibuka menguat pada debut perdagangan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Jumat (8/7/2022).
Namun jelang 1 jam perdagangan, saham ARKO terpantau melemah. Pada pukul 09.58 WIB, saham ARKO ambrol 5,33% ke level Rp 284 per saham. Padahal, saham ARKO sempat menyentuh level tertingginya di Rp 338 per saham. Namun sempat pula menyentuh level terendah di Rp 280 per saham.
Dalam aksi korporasi berupa initial public offering (IPO) ini, ARKO berhasil meraup dana segar dari pasar modal sebanyak Rp 182,67 miliar melalui penerbitan 608.895.000 saham baru di bursa.
Investor sangat antusias menyambut saham ARKO. Hal itu terlihat dari tingginya minat selama masa penawaran, sehingga mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 10,89 kali.
Tingginya antusiasme investor tersebut membuat ARKO melakukan penambahan penerbitan saham baru yang berasal dari portepel sebanyak 28.995.000 saham. Sehingga saham yang diterbitkan menjadi 608.895.000 saham, dari rencana semula 579.900.000 saham.
Direktur Utama ARKO, Aldo Artoko mengatakan, perseroan telah menetapkan harga IPO pada Rp 300 per saham dari kisaran awal antara Rp 286 per saham hingga Rp 310 per saham. Jumlah saham perseroan yang ditawarkan itu mewakili 20,79% dari modal ditempatkan dan disetor ARKO setelah IPO saham.
Perseroan akan menggunakan dana hasil IPO ini untuk dua keperluan. Pertama, sebesar 63% untuk tambahan investasi pada anak perusahaan yang akan dimaksimalkan guna pengembangan proyek-proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) ke depannya, yaitu 54% di PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29% di PT Arkora Energi Baru, dan 17% di PT Arkora Tenaga Matahari.
Kedua, sisanya sekitar 37% akan digunakan untuk pelunasan kewajiban jangka pendek.
Sedangkan dana yang diperoleh dari kelebihan pemesanan penjatahan terpusat, akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja antara lain rencana pengembangan usaha pembangkit listrik tenaga air, seperti: biaya survey pencarian lokasi potensial baru, feasibility study atau studi kelayakan, studi kelistrikan, dan studi-studi lainnya yang berhubungan dengan pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga air.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga IPO Arkora Hydro di Kisaran Rp 286 - Rp 310/Saham